Naiknya kepedulian masyarakat, terutama di Indonesia, terhadap kesehatan terungkap dalam hasil survei kali ini mengonfirmasi data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menyebutkan, dalam dua tahun terakhir, terjadi pertumbuhan densitas atau premi terhadap jumlah penduduk per tahun.
Jika 2019 densitas tercatat Rp1,67 juta, pada 2020 naik menjadi Rp1,74 juta dan meningkat tipis pada Juni 2021 menjadi Rp1,78 juta. Artinya, masyarakat mengeluarkan dana lebih untuk membeli asuransi dan membayar premi. Hal itu juga didukung angka pertumbuhan klaim yang dibayarkan perusahaan asuransi. OJK mencatat, nilai klaim asuransi meningkat 3,97 persen (YoY) pada masa pandemi, yakni dari Rp47,6 triliun pada April 2020, menjadi Rp49,49 triliun pada periode yang sama 2021.
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds mengatakan, survei itu untuk mendapat gambaran mengenai persepsi masyarakat dan harapan dalam meraih tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Dari survei ini, Cigna bertujuan memberi solusi terhadap pengelolaan finansial terkait kesehatan dan kesejahteraan sesuai kebutuhan mereka.
"Ini salah satu bentuk kepedulian Cigna terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Phil Reynolds, Rabu, 6 Oktober 2021.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil survei itu, Cigna pun melakukan inovasi. Langkah Cigna tersebut sangat membantu nasabahnya dan itu mendorong pertumbuhan jumlah nasabah. Tercatat nasabah yang dilayani Cigna di pertengahan 2019 lalu masih sekitar satu juta, kini di 2021 jumlah yang dilayani naik menjadi 1,2 juta lebih nasabah.
Hasil survei Cigna ini sejalan dengan data Kementerian Kesehatan yang menyebutkan, nilai transaksi sektor kesehatan di Indonesia setahun terakhir dari individu, instansi pemerintah, dan korporat sangat besar, tercatat mencapai Rp490 triliun.
Pandemi sebabkan stres
Pandemi covid-19 juga menyebabkan stres di masyarakat. Faktor-faktor penyebab stres yang paling utama antara lain, adanya ketidakpastian di tengah pandemi dan kekhawatiran akan kondisi keuangan pribadi dan keluarga. Hasil survei itu mengonfirmasi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan, stabilitas sistem keuangan selama pandemi ini telah terganggu. Selain itu, tingkat kepercayaan konsumen dan bisnis global juga turun tajam melebihi krisis keuangan global 2008.Data Kementerian Keuangan menunjukkan, pada periode Januari-Maret 2020, arus modal keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp145,28 triliun. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan masa krisis keuangan global 2008 yang hanya sebesar Rp69,9 triliun.
Selain itu, pandemi juga menghantam dunia usaha, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) mengungkapkan, dari Juli 2020 hingga September 2021 tercatat sudah 30 juta UMKM bangkrut. Belum lagi data dari survei Bank Indonesia pada Maret 2021 yang menyebutkan, sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi dan 93,3 persen pelaku usaha sektor tersebut merasakan dampak penurunan omzet penjualan.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia Akhiz Nasution menyebutkan, secara umum tingkat stres orang Indonesia memang lebih rendah dibanding negara-negara yang disurvei, termasuk negara tetangga seperti Singapura. Namun, Indonesia tetap mengalami peningkatan tingkat stres dari 73 persen di awal 2020 ke angka 75 persen pada 2021.
Peningkatan stres ini juga dipengaruhi adanya pembatasan aktivitas masyarakat selama masa pandemi, terutama dalam melakukan perjalanan luar kota dan pergi berwisata. Mengingat rata-rata mayarakat Indonesia gemar berkumpul atau bepergian bersama teman atau keluarga. Akibat adanya pembatasan itu, bisa dilihat dari data penurunan tingkat isian hotel dan jumlah penumpang transportasi udara.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat penghunian kamar hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Agustus 2021 mencapai 25,07 persen, turun sebesar 7,86 poin dibandingkan Agustus 2020 yang tercatat 32,93 persen. Jumlah penumpang angkutan udara domestik selama Januari-Agustus 2021 sebanyak 17,7 juta orang atau turun 18,26 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Akhiz Nasution menjelaskan, Cigna memahami pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental untuk menjaga kesejahteraan individu. Untuk itu, Cigna terus berkomitmen menyediakan solusi perlindungan asuransi yang mampu membantu nasabah meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketenangan pikiran mereka.
"Apa yang dilakukan Cigna, merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat di tengah pandemi ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News