Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Jumat Siang Masih 'Nyangkut' di Kisaran Rp15.400-an

Husen Miftahudin • 29 Desember 2023 11:53
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga perdagangan siang ini mengalami pelemahan, bahkan menyangkut (nyangsang) di level Rp15.400-an. Padahal kemarin pagi, mata uang Garuda tersebut sempat menyentuh level Rp15.300-an.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 29 Desember 2023, rupiah hingga pukul 11.30 WIB berada di level Rp15.454 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 36 poin atau setara 0,24 persen dari Rp15.418 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, jatuh ke level terendah baru dalam lima bulan di 100,76. Indeks ini berada di jalur penurunan sebesar 2,6 persen tahun ini, menghentikan kenaikan kuat selama dua tahun berturut-turut.

Fokus investor tetap tertuju pada waktu penurunan suku bunga Federal Reserve, dengan pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 88 persen pada Maret 2024, menurut alat CME FedWatch. Kontrak berjangka menyiratkan lebih dari 150 basis poin pelonggaran The Fed tahun depan.
 
Namun beberapa analis masih tidak yakin bank sentral AS akan bertindak begitu agresif. Meskipun mereka masih percaya adanya perubahan kebijakan menuju pelonggaran pada Maret terlalu dini dan ada potensi kenaikan dolar jika dan ketika tindakan tersebut tidak terwujud.
 
Meskipun The Fed secara tidak terduga mengambil sikap dovish pada pertemuan Desember, dengan membuka kemungkinan penurunan suku bunga tahun depan, bank sentral besar lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) tetap mempertahankan sikap mereka untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
 
"Namun pasar masih memperhitungkan penurunan suku bunga ECB sebanyak 165 basis poin pada tahun depan," terang Ibrahim.
 
Baca juga: Dolar Terus Melemah, Rupiah Menanjak ke Rp15.418/USD
 

Menimbang pertumbuhan ekonomi


Ibrahim mengatakan, sebelumnya ekonom begitu optimistis tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024, bahkan bisa mencapai 5,2 persen. Namun, ada juga ekonom yang menganggap pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut berpotensi terjadi stagnasi, bahkan mungkin sedikit melambat walaupun tidak besar.
 
"Faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah perlambatan ekonomi global. Hal tersebut terlihat dari melemahnya permintaan ekspor Indonesia, terutama dari Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, sehingga ekonomi tidak bertumbuh tinggi," tutur dia.
 
Selain itu, faktor domestik yang memengaruhi ialah daya beli masyarakat Indonesia yang melemah, yang juga menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi. Walaupun pemerintah menyiapkan bantuan sosial untuk masyarakat untuk menjaga daya beli, nilai bansos yang diberikan kepada masyarakat itu tidak cukup untuk meningkatkan daya beli.
 
Oleh karena itu, ada beberapa kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi lima persen pada tahun depan. Pertama, pemerintah perlu memperkuat ekonomi domestik dengan mengurangi impor dan meningkatkan ekspor ke negara-negara yang pertumbuhan ekonominya masih bagus.
 
Kedua, pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat melalui efektivitas bantuan sosial, penciptaan lapangan kerja, dan penyediaan fasilitas pendukung. Ketiga, adanya momentum tahun politik pada 2024, pemerintah bisa memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
 
"Momentum ini harus dikawal agar nantinya terjadi perbaikan di perekonomian Indonesia agar lebih baik lagi," tutur Ibrahim.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup menguat.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.360 per USD hingga Rp15.440 per USD," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan