Berdasarkan data Bloomberg, Jumat, 5 Januari 2024 rupiah ditutup melemah 25,5 poin atau 0,16 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rp15.516 per USD.
Sementara mengacu data Yahoo Finance, rupiah melemah 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.510. per USD. Adapun pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp15.484 per USD.
Baca juga: Rupiah Tergelincir Lagi Pagi Ini, Dipicu Peningkatan Imbal Hasil Obligasi AS |
Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed
Melansir Antara, pelemahan rupiah ini disebabkan oleh faktor ketidakpastian penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Federal Funds Rate (FFR)."Hasil FOMC minutes Desember 2023 menunjukkan bahwa belum ada indikasi waktu yang pasti terkait penurunan suku bunga yang akan terjadi ke depan," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri.
Reny menuturkan secara implisit Bank Sentral AS atau The Fed hanya mengatakan bahwa ada kemungkinan suku bunga acuan akan diturunkan menjelang 2024.
Menurut proyeksi Fed Funds Futures, penurunan suku bunga FFR kemungkinan paling cepat akan terjadi pada Mei 2024.
Di sisi lain, konsensus pasar menurut CME Fedwatch Tools memperkirakan Federal Funds Rate akan mulai diturunkan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret 2024.
Respons pasar yang negatif terhadap hasil risalah FOMC juga terlihat dengan melemahnya bursa saham global dan pergerakan mata uang mayoritas global yang melemah sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali ke level 103 setelah ditutup di level 101 pada akhir 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News