Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,44 triliun. Namun di pasar saham, modal asing justru masuk (inflow) sebanyak Rp590 miliar.
"Namun selama 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Juli 2023, nonresiden beli neto Rp80,56 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp13,88 triliun di pasar saham," ujar Erwin dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 17 Juni 2023.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke 87,09 bps per 7 Juli 2023 dari 83,13 bps per 30 Juni 2023. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Industri Elektronik Diharapkan Tanam Lebih Banyak Modal di Bidang R&D |
Rupiah terdongkrak
Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tersebut turut membuat nilai tukar rupiah gemetar melawan dolar AS. Mata uang Garuda tersebut melemah cukup dalam pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Juli 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level Rp15.142 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 86,5 poin atau setara 0,57 persen dari posisi Rp15.056 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.130 per USD. Rupiah melemah sebanyak 91 poin atau setara 0,60 persen dari Rp15.039 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News