Menara BRI. Foto: Dokumen BRI
Menara BRI. Foto: Dokumen BRI

BRI Cetak Rekor Laba dalam Sejarah Perbankan RI

Annisa ayu artanti • 08 Februari 2023 12:49
Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melaporkan laba bersih sepanjang 2022 sebesar Rp51,4 triliun, naik 67,15 persen dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy). laba ini merupakan laba tertinggi dalam sejarah perbankan Indonesia.
 
"Sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja, Rabu, 8 Februari 2023.
 
Sunarso membeberkan faktor-faktor yang membuat laba bank pelat merah itu terkerek. Pertama, BRI mampu menekan biaya dana (Cost of Fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

"Efisiensi tersebut tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode sama tahun lalu. BOPO tercatat 69,1 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada akhir 2021 sebesar 78,54 persen. Rasio CER juga tercatat semakin membaik dari 50,25 persen di akhir 2021 menjadi 48,16 persen di akhir 2022 dan CIR semula 48,56 persen menjadi 47,38 persen, yang artinya semakin efisien," rincinya.
 
Baca juga: Paling Update! Ini Bunga Deposito 7 Bank Besar di Indonesia

Di samping itu, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Dampaknya, BRI berhasil menurunkan Cost of Credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022.
 
Faktor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja perseroan yakni pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh double digit yang merupakan buah dari transformasi digital.
"Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif terhadap kinerja BRI secara keseluruhan. Pada akhir Desember 2022 BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp18,8 triliun atau tumbuh 10,16 persen yoy, sehingga fee to income ratio mencapai 11,37 persen," imbuhnya.
 
Ketiga, Sunarso menjelaskan BRI terus mengoptimalkan upaya recovery. Hal tersebut tercermin dari Recovery Rate BRI 2022 yang mencapai sebesar 59,12 persen.
"Sehingga pendapatan recovery BRI pada akhir 2022 meningkat sebesar 33,59 persen year on year,” jelasnya.
 
Di samping itu, pendapatan bunga, khususnya besaran NIM (Net Interest Margin) juga berkontribusi terhadap kinerja tahun lalu meskipun bukan merupakan faktor utama. Tercatat, NIM BRI pada 2022 sebesar Rp 124,6 triliun, tumbuh 9,21 persen (yoy).
 
Terkait penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal IV 2022, DPK BRI tercatat tumbuh 14,85 persen yoy menjadi sebesar Rp1.307,88 triliun.
Dana murah (CASA) melesat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 21,46 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 66,7 persen meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 63,08 persen.
 
"Kemampuan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA berdampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan. Hal tersebut tercermin dari biaya dana atau Cost of Fund (Bank) yang terus turun, dari 2,05 persen pada akhir 2021 menjadi 1,87 persen di akhir 2022," katanya.
 
Dari sisi penyaluran kredit, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022.
 
Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9 persen yoy. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74 persen.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan