Mengacu data Bloomberg, Senin, 4 November 2024, rupiah melemah 20 poin atau, 0,13 persen menjadi Rp15.752 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 36 poin atau 0,23 persen menjadi Rp15.750 per USD.
Pelemahan rupiah pada awal pekan dipicu oleh data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2024 masih berada di level kontraksi 49,2 sama seperti bulan sebelumnya.
"PMI tersebut telah menunjukkan kontraksi sejak Juli 2024, dimulai dari level 49,3, dan menurun lebih jauh ke 48,9 pada Agustus," sebut Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi.
Baca juga: Rupiah Dibuka Melemah Jelang Pilpres AS |
Sektor manufaktur mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut
Dengan demikian, sektor manufaktur nasional telah mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Sebelumnya, pada Juni, PMI masih berada di level ekpansif di atas 50, yakni 50,7.Lalu, laporan S&P Global menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dalam operasional selama Oktober 2024. Kemudian terus mengalami penurunan pada sisi produksi, permintaan baru, dan ketenagakerjaan sejak September.
"Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya aktivitas pasar, yang dalam beberapa kasus dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, membuat klien bersikap waspada dan menahan aktivitas," jelas dia.
Selain itu, dari faktor eksternal pelemahan rupiah dipicu oleh sikap investor yang bersiap menghadapi kemungkinan perubahan arah minggu ini.
Seperti diketahui, Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pekan ini. Trump dan Harris bersaing ketat menjelang pemungutan suara Jajak pendapat terbaru menunjukkan Donald Trump dan Kamala Harris bersaing ketat dalam pemilihan mendatang, dengan pemungutan suara ditetapkan pada Selasa ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News