Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Meski Menguat Tipis, Rupiah Masih 'Kangkangi' Dolar AS

Husen Miftahudin • 09 Juli 2024 16:28
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan.
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 9 Juli 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.251 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik enam poin atau setara 0,04 persen dari posisi Rp16.257 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat enam poin walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp16.251 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.257 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.245 per USD. Rupiah juga menguat tipis empat poin atau setara 0,02 persen dari Rp16.249 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.281 per USD. Mata uang Garuda tersebut justru melemah 16 tiga poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp16.265 per USD.
 
Baca juga: Rupiah Melemah Jelang Testimoni Ketua The fed
 

Defisit anggaran bakal melebar jadi 2,7%


Pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024. Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29 persen dari PDB.
 
Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang diperkirakan melonjak mencapai sebesar Rp3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun pada akhir 2024, naik tipis dari target awal Rp2.802,3 triliun.
 
Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Oleh karena itu, pemerintah akan menambah utang baru untuk menutup selisih defisit tersebut melalui tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun, bukan lewat utang baru. Namun melalui penerbitan surat berharga Negara (SBN) hingga akhir 2024 akan tetap rendah.
 
Sebelumnya, pemerintah pada 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan saldo anggaran lebih (SAL) yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan saat ini, di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan