Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, sukses mengganyang dolar Amerika Serikat (AS) di penghujung tahun ini.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 29 Desember 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.399 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 18 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp15.417 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada penutupan pasar tahun ini, mata uang rupiah ditutup menguat 18 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp15.399 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.417 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.395 per USD. Rupiah menguat 19 poin atau setara 0,03 persen dari Rp15.494 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.439 per USD. Mata uang Garuda tersebut justru melemah 23 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.416 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 29 Desember 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.399 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 18 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp15.417 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada penutupan pasar tahun ini, mata uang rupiah ditutup menguat 18 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp15.399 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.417 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.395 per USD. Rupiah menguat 19 poin atau setara 0,03 persen dari Rp15.494 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.439 per USD. Mata uang Garuda tersebut justru melemah 23 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.416 per USD.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Jumat Siang Masih 'Nyangkut' di Kisaran Rp15.400-an |
Kurs mata uang alami volatilitas
Ibrahim mengungkapkan, pada tahun ini nilai tukar (kurs) mata uang terus alami gejolak yang cukup signifikan. Sebagian besar analis membahas lebih sedikit tren dan lebih banyak volatilitas dalam prospek valuta asing tahun ini.
"Kenyataannya, paruh pertama tahun ini tidak memiliki tren yang jelas. Sedangkan paruh kedua menunjukkan lonjakan dolar AS yang kuat dan teratur," terang dia.
Menurut Ibrahim, reli dolar AS ini didukung oleh kinerja ekonomi AS yang luar biasa, dengan tingkat pertumbuhan secara kuartalan yang mengesankan sebesar 4,9 persen di kuartal kegia.
Meskipun terjadi penurunan inflasi umum, dia bilang, Federal Reserve tetap mempertahankan sikap hawkish karena tidak cukup bukti untuk melakukan perubahan.
Oleh karena itu, memegang dolar AS tampaknya merupakan perdagangan yang mudah dilakukan, yang mencerminkan respons investor terhadap melambatnya permintaan agregat global. Khususnya yang berdampak pada perekonomian dan mata uang Eropa dan Asia yang lebih terbuka.
Memasuki 2024, ekonomi global yang melambat, berkurangnya tekanan inflasi, dan melemahnya pasar tenaga kerja akan membuka pintu bagi penurunan suku bunga bank sentral global, dimana Federal Reserve (Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan melakukan penurunan suku bunga.
"Namun, perbedaan ekonomi antara AS dan Eropa menunjukkan potensi sikap ECB yang lebih agresif. Meskipun para pedagang memperkirakan akan ada tiga kali penurunan suku bunga dari kedua bank sentral pada paruh pertama tahun ini, kondisi ekonomi yang kontras memberikan gambaran yang berbeda," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News