Mengacu data Bloomberg, Jumat, 6 Oktober 2023, mata uang Garuda itu melemah tiga poin atau 0,02 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rp15.621 per USD.
Sementara jika mengacu data Yahoo Finance, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat lebih dalam yaitu 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.619 per USD.
Melansir Antara, pelemahan rupiah pagi hari seiring dengan data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls (NFP), yang akan dirilis malam ini.
Baca juga: Melemah Lagi, Rupiah Kini Sudah di Posisi Rp15.634/USD |
Data NFP AS jadi perhatian pelaku pasar
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, data NFP AS diprediksi terjadi penambahan 170 ribu pekerjaan."Data NFP ini biasanya menjadi perhatian pelaku pasar keuangan global, karena data ini bisa memperlihatkan gambaran tenaga kerja AS versi pemerintah yang bisa mempengaruhi kebijakan Bank Sentral AS,” kata dia.
Menurut dia, potensi data NFP dan data tenaga kerja lainnya semisal data tingkat pengangguran AS dan rata-rata upah per jam yang akan dirilis malam ini, akan menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid.
Semalam, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dirilis sebanyak 207 ribu klaim, hanya naik sekitar 2.000 klaim dibandingkan pekan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan kondisi ketenagakerjaan AS masih cukup solid.
Selain itu, situasi tersebut masih mendukung kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk mengendalikan inflasi AS yang masih belum turun ke target dua persen.
“Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp15.650 per USD dengan potensi support di kisaran Rp15.580 per USD,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News