Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.
Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.

Dibuka Balik ke Level Rp15.600-an, Rupiah Jelang Akhir Pekan Siap Ganyang Dolar AS

Husen Miftahudin • 01 Maret 2024 10:42
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami penguatan.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 Maret 2024, rupiah hingga pukul 10.10 WIB berada di level Rp15.695 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 24 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.719 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.684 per USD, naik 25 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.709 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Kuatnya rupiah pagi ini didominasi oleh faktor global, dengan fokus saat ini tertuju pada data indeks harga PCE, ukuran inflasi pilihan The Fed.
 
"Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali inflasi AS masih stabil di Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut," tutur analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
 
Angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar dua persen.
 
Komentar mereka, yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal 2024.
 
Baca juga: Menanti Data Ekonomi AS, Rupiah Ambles Hampir Rp15.700/USD
 

Dolar AS menguat

 
Sementara itu, dolar AS menguat pada Kamis waktu setempat dalam perdagangan yang berombak dan berada di jalur kenaikan bulanan kedua berturut-turut terhadap euro dan yen, mengatasi penurunan sebelumnya setelah data menunjukkan inflasi AS sesuai perkiraan pada Januari.
 
Dikutip dari Investing.com, indeks dolar terakhir naik 0,22 persen di 104,15. Ini ditetapkan untuk keuntungan bulanan sebesar 0,57 persen. Sementara itu, euro turun 0,33 persen menjadi USD1,0800 dan diperkirakan akan mengalami kerugian bulanan sebesar 0,15 persen.
 
Indeks dolar telah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan setelah Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dirilis pada 13 Februari menunjukkan kenaikan harga lebih dari yang diperkirakan pada Januari. Namun, penurunan dolar pada hari Kamis hanya berlangsung sebentar dan greenback segera bangkit kembali.
 
Beberapa pergerakan juga kemungkinan disebabkan oleh penyeimbangan kembali portofolio pada akhir bulan. Para pedagang mencermati data ekonomi untuk mencari petunjuk kapan The Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya.
 
Banyak analis memperkirakan perekonomian AS akan melambat dalam beberapa bulan mendatang sementara inflasi kemungkinan akan terus menurun mendekati target tahunan bank sentral AS sebesar dua persen. Hal ini akan mendorong The Fed untuk mulai melakukan pelonggaran dan membuat dolar melemah.
 
Pedagang memperkirakan kemungkinan 64 persen Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Juni, naik dari 63 persen pada Rabu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan