Mengutip Antara, Senin, 24 Juli 2023, mata uang Garuda pada perdagangan pagi terlihat tertekan sebanyak 0,04 persen atau enam poin menjadi Rp15.034 per USD dari sebelumnya Rp15.028 per USD.
Sedangkan pada akhir pekan lalu, dolar AS menguat pada Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), karena investor menunggu pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,19 persen menjadi 101,0724 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, poundsterling Inggris naik menjadi 1,2859 dolar AS dari 1,2858 dolar, dan euro turun menjadi 1,1124 dolar AS dari 1,1126 dolar. Dolar AS dibeli 141,8090 yen Jepang, lebih tinggi dari 140,1930 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Baca: Baru Satu Semester Realisasi Investasi Sudah Rp678,7 Triliun |
Sedangkan dolar AS turun menjadi 0,8661 franc Swiss dari 0,8671 franc Swiss, dan naik menjadi 10,3879 krona Swedia dari 10,3550 krona Swedia. Kemudian, dolar Kanada turun versus greenback, setelah data penjualan ritel Kanada keluar lebih rendah dari yang diharapkan.
Penjualan ritel Kanada datar pada Juni, menurut perkiraan awal dari Statistics Canada yang dirilis pada Jumat, yang mengikuti kenaikan 0,2 persen bulan sebelumnya, meleset dari kenaikan 0,5 persen yang diharapkan oleh para ekonom dalam survei Bloomberg.
Volume penjualan Inggris pada Juni sebesar 0,7 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya, Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan pada Jumat, yang merupakan peningkatan lebih besar dari perkiraan 0,2 persen oleh para ekonom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News