Ilustrasi - - Foto: dok AFP.
Ilustrasi - - Foto: dok AFP.

Waduh! Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD7,4 Miliar di Kuartal II

Husen Miftahudin • 22 Agustus 2023 11:51
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2023 defisit sebesar USD7,4 miliar. Meskipun demikian, bank sentral RI tersebut memastikan kinerja NPI tetap terjaga di tengah kondisi ketidakpastian global.
 
"Defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta kenaikan permintaan domestik," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa, 22 Agustus 2023.
 
Sementara itu, lanjut dia, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang masih terkendali seiring dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sejalan dengan itu, BI mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar USD137,5 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
 
Dijelaskan Erwin lebih lanjut, transaksi berjalan pada kuartal II-2023 mencatat defisit USD1,9 miliar atau 0,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), setelah membukukan surplus USD3,0 miliar (0,9 persen dari PDB) pada kuartal sebelumnya.
 
Bank Indonesia menilai kinerja NPI kuartal II-2023 yang terjaga mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI.
 
"Selain itu, Bank Indonesia juga terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," tegas Erwin.
 
Baca juga: Didorong Penerimaan Pajak, Cadangan Devisa Juli 2023 Naik Tipis Jadi USD137,7 Miliar
 

Transaksi modal dan finansial defisit USD5,0 miliar


Sementara itu, lanjut Erwin, transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2023 tercatat defisit sebesar USD5,0 miliar atau 1,4 persen dari PDB, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat surplus USD3,7 miliar atau 1,1 persen dari PDB.
 
Meskipun demikian, ia menekankan kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali, ditopang oleh investasi langsung di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
 
"Investasi langsung tetap solid sehingga tetap mampu membukukan surplus sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik," papar dia.
 
Sementara itu, investasi portofolio dan investasi lainnya mencatat defisit sejalan dampak kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global, serta peningkatan pembayaran global bonds dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan.
 
Di sisi lain, surplus neraca perdagangan nonmigas masih tinggi meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang menurun sejalan dengan penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, sedangkan impor menurun terbatas di tengah kondisi membaiknya aktivitas ekonomi domestik.
 
Defisit neraca perdagangan migas meningkat dipengaruhi tingginya konsumsi BBM sebagai dampak naiknya mobilitas dan kebutuhan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Lebih lanjut, defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer juga lebih tinggi sejalan dengan peningkatan ekonomi domestik dan pola pembayaran dividen pada periode laporan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan