Bloomberg mencatat mata uang rupiah menguat 0,42 persen ke level Rp15.567 per USD pada penutupan perdagangan Senin, 9 Januari 2023. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah menguat sebanyak 0,41 persen ke level Rp15.564 per USD.
baca juga: Awal Pekan, Rupiah Libas Dolar |
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS hari ini karena data-data ekonomi AS yang dirilis akhir pekan kemarin tidak sebaik yang diperkirakan pelaku pasar.
Data pertumbuhan upah per jam pada Desember (average hourly earnings), yang merupakan salah satu indikator inflasi, menunjukkan pertumbuhan 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan ekspektasi dan juga bulan sebelumnya 0,4 persen.
Data survei aktivitas sektor jasa Desember 2022 juga terlihat mengalami kontraksi atau penurunan. The Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI nonmanufaktur AS turun menjadi 49,6 pada bulan lalu dari 56,5 pada November.
Itu adalah pertama kalinya sejak Mei 2020 PMI jasa turun di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kontraksi di sektor yang menyumbang lebih dari dua per tiga aktivitas ekonomi AS.
"Data ekonomi yang tidak terlalu bagus ini bisa memaksa bank sentral AS untuk memperlambat kenaikan suku bunga acuannya dan ini mendorong pelemahan dolar AS," ujar Ariston.
Departemen Perdagangan AS juga mengatakan pesanan pabrik jatuh 1,8 persen pada November, setelah naik 0,4 persen pada Oktober.
Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa data ekonomi tersebut adalah tanda lain ekonomi secara bertahap melambat dan jika hal itu terus berlanjut, The Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga menjadi hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Presiden Fed Richmond Thomas Barkin juga mengatakan langkah bank sentral AS untuk menurunkan kenaikan suku bunga akan membantu membatasi kerusakan ekonomi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News