Ilustrasi penguatan nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Ramdani
Ilustrasi penguatan nilai tukar rupiah - - Foto: MI/ Ramdani

Ekonomi RI Resesi, Rupiah Justru Ganyang Dolar

Husen Miftahudin • 05 November 2020 17:23
Jakarta: Ekonomi Indonesia resmi terkena resesi secara teknikal. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2020 kembali terkontraksi hingga minus 3,49 persen.
 
Namun demikian, kondisi ini tak membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terjun bebas. Mata uang Garuda tersebut justru mampu mengganyang dolar lantaran pada penutupan perdagangan hari ini rupiah mengalami penguatan cukup signifikan.
 
"Sah Indonesia masuk jurang resesi mengikuti jejak negara-negara lainnya yang lebih awal terkena dampak akibat pandemi covid-19. Namun informasi resesi ini sudah diketahui sebelumnya, sehingga pelaku pasar tidak terlalu kaget mendengarnya bahkan siap untuk menghadapinya," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Medcom.id, Kamis, 5 November 2020.

Menurut Ibrahim, rilis kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini masih menunjukkan perbaikan. Dengan begitu, bukan tidak mungkin ekonomi RI akan berbalik positif jika performa ini bisa dipertahankan dan pemerintah provinsi tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total.
 
Adapun pada kuartal III-2020 perekonomian Indonesia tumbuh minus 3,49 persen (yoy). Meski meleset dari perkiraan pemerintah di kisaran minus satu persen sampai minus 2,9 persen, namun capaian ini lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 yang terkontraksi hingga minus 5,32 persen.
 
"Hal ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi nasional dan pembalikan arah atau turning point dari aktivitas ekonomi nasional menunjukkan arah zona positif," ungkapnya.
 
Lebih lanjut Ibrahim menguraikan bahwa seluruh komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) membaik pada kuartal III-2020 dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama ditopang oleh realisasi belanja bantuan sosial (bansos) dan dukungan dunia usaha. Khususnya kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
 
Percepatan belanja negara yang meningkat pesat pada kuartal III-2020 telah membantu peningkatan atau pembalikan dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif 9,8 persen (yoy). Angka pertumbuhan 9,8 persen turning point lebih 17 persen sendiri. Peran stimulus fiskal melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga mendongkrak belanja negara secara keseluruhan.
 
Namun begitu, mendongkrak konsumsi rumah tangga masih menjadi pekerjaan rumah semua pihak. Pada kuartal III-2020, konsumsi rumah tangga masih tumbuh negatif 4,04 persen (yoy), ini lantaran konsumsi masyarakat menengah ke atas terbatas karena pandemi covid-19 belum berakhir.
 
Selain itu, konsumsi rumah tangga menengah-atas didominasi barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas. Secara konklusi, pandemi covid-19 masih membuat mobilitas terbatas dan konsumsi menengah-atas tertahan.
 
"Semoga dalam kurun kuartal keempat pemerintah provinsi tetap mempertahankan masa PSBB Transisi sampai pemerintah mendistribusikan vaksin di awal Desember 2020, sehingga ada harapan PSBB-Transisi berubah menjadi New Normal dan masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa, berdampingan dengan covid-19, dan selalu mencuci tangan, menjaga jarak, serta memakai masker," harap Ibrahim.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan