Tak hanya itu, indeks saham unggulan LQ45 juga ikut melesat 8,61 poin atau 1,08 persen ke posisi 805,03.
Diprediksi bergerak variatif, tapi tetap optimis
Melansir Antara, Jumat, 16 Mei 2025, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memprediksi pergerakan IHSG hari ini bakal bergerak mixed atau variatif dalam rentang 6.950 hingga 7.080.Meski demikian, tren positif masih terlihat, terutama didukung oleh sentimen domestik yang cukup kuat.
"IHSG hari ini (16/05) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.950 sampai 7.080," ujar Ratih.
Baca juga: IHSG Tembus 7.000! Ini Faktor yang Bikin Pasar Saham Pagi Ini Menguat |
Dukungan dari dalam negeri
Penguatan IHSG tak lepas dari rebound tiga hari beruntun, terutama ditopang saham-saham perbankan besar (big banks) yang terus diapresiasi investor. Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat.Investor asing pun menunjukkan kepercayaan dengan melakukan net buy senilai Rp1,68 triliun, khususnya pada saham-saham bank besar.
Utang luar negeri naik, tapi masih terkendali
Di sisi lain, data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat sebesar USD430,4 miliar, naik 6,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini naik dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,3 persen yoy.Namun begitu, rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih terkendali di angka 30,6 persen, hanya sedikit naik dari 30,4 persen pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ULN masih didominasi oleh sektor pemerintah yang meningkat 7,6 persen yoy.
Amerika batasi ekspor chip ke Tiongkok
Dari luar negeri, sentimen global turut membayangi pergerakan pasar. Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah baru untuk membatasi ekspor semikonduktor ke Tiongkok.Beberapa perusahaan yang terdampak antara lain ChangXin Memory Technologies (CXMT), Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), dan Yangtze Memory Technologies Co. (YMTC).
Kebijakan ini berpotensi memicu ketegangan baru di pasar global dan memberikan tekanan terhadap sektor teknologi di bursa internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News