"Meskipun mengalami penurunan, dolar masih tetap berada di dekat level tertinggi dalam enam bulan, dibantu oleh serangkaian data ekonomi yang tangguh baru-baru ini yang mengangkat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve mungkin akan segera terjadi," ungkap Ibrahim dalam analisis harian, Selasa, 12 September 2023.
Lebih lanjut Ibrahim menjelaskan, fokus minggu ini adalah pada data inflasi konsumen AS, yang akan dirilis pada Rabu, serta harga produsen pada Kamis, akan dipelajari dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter dan jalur suku bunga.
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan. Namun data yang menunjukkan inflasi tetap stabil dapat menunjukkan kenaikan lagi pada akhir tahun ini.
Selain itu, pertemuan kebijakan ECB akan menjadi hal yang penting, karena para pedagang mempersiapkan pertemuan penetapan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis. Ada banyak ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga ECB karena tekanan harga tetap tinggi
Sementara itu, data menunjukkan aktivitas ekonomi kini melambat tajam. Bank Sentral Eropa telah menaikkan suku bunga pada sembilan pertemuan terakhirnya dan para pembuat kebijakan kini sedang memperdebatkan apakah akan menaikkan suku bunga deposito lagi, menjadi empat persen atau berhenti sejenak.
Kemudian, data yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan inflasi konsumen Tiongkok kembali ke wilayah positif pada Agustus. Sementara inflasi harga produsen juga turun lebih lambat dibandingkan yang terlihat pada awal tahun ini.
"Data tersebut, ditambah dengan langkah Beijing yang lebih mendukung sektor properti, membantu menumbuhkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara importir tembaga terbesar di dunia ini. Namun data lain pada Agustus masih memberikan gambaran beragam mengenai perekonomian Tiongkok, yang sedang berjuang menghadapi perlambatan pemulihan pascacovid," ungkap Ibrahim.
Baca juga: Sabar... Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.800-an Kok! |
Nilai tukar rupiah tetap terjaga
Di sisi lain, Ibrahim memandang pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS atau The Fed baru akan menaikkan suku bunga acuannya pada kuartal keempat 2023. The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) pada 20 September 2023.
The Fed ke depannya masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena suku bunga The Fed masih akan berpotensi meningkat hingga enam persen. Bahkan juga ada probabilitas akan naik dua kali lipat karena inflasi masih tinggi dan ekonomi masih kuat.
Selain itu, ekonomi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Sedangkan, inflasi di negara berkembang telah menurun seperti indonesia yang berada di level 3,08 persen di Juli 2023.
"Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi AS lebih baik dari prakiraan semula dipengaruhi konsumsi yang membaik ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi (excess saving)," tutur dia.
Walaupun kondisi ekonomi AS terus membaik dan the Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan di kuartal keempat 2023, namun stabilitas nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah. Begitu juga dengan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Apalagi Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) SDA sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
"Serta penerbitan instrumen operasi moneter (OM) yang proarket untuk mendukung pendalaman pasar uang dan mendorong masuknya aliran portofolio asing," urai dia.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan ditutup menguat.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.290 per USD hingga Rp15.370 per USD," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News