Laporan IMF tertuang dalam 'Regional Economic Outlook Asia and Pacific' edisi Oktober 2018. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini masih sama, sementara untuk tahun depan lebih rendah 0,2 persen dibandingkan dengan perkiraan pada April lalu.
"Asia telah menciptakan progres yang luar biasa dalam dekade terakhir, dan kini berada terdepan di perekonomian global dalam hal pertumbuhan," kata Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Changyong Rhee, di Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018.
Baca juga: Jokowi: Winter is Coming
Selain pertumbuhan ekonomi, IMF memperkirakan inflasi di kawasan Asia meningkat menjadi 2,8 persen pada 2018 dan 2,9 persen pada tahun depan. Kenaikan inflasi disebabkan oleh perkiraan harga komoditas yang lebih tinggi.
Sejumlah tantangan yang dihadapi negara-negara kawasan Asia di antaranya mengetatnya kondisi finansial, meningkatnya ketegangan perdagangan, dan kenaikan harga minyak dunia. Setidaknya, risiko itu harus diwaspadai dalam jangka pendek.
"Dalam jangka menengah beberapa risiko yang dihadapi Asia lebih bersifat fundamental. Risiko tersebut berasal dari keberlanjutan model pertumbuhan Asia yang lebih banyak didorong perdagangan," jelas dia.
Baca juga: Bos IMF: Arus Modal Keluar Masih Berlanjut
Risiko lain yang kemungkinan muncul adalah melambatnya produktivitas, serta risiko dan kesempatan yang timbul karena digitalisasi. Untuk itu para pembuat kebijakan di Asia disarankan untuk lebih percaya diri menghadapi risiko yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id