Tiongkok harus menutup bahan bakar fosil yang paling mencemari pada 2040 dan negara seluruh dunia harus melakukanya pada 2050, menurut Iklim Analytics, lembaga nonprofit yang berbasis di Berlin yang mempelajari bagaimana negara dapat memenuhi tujuan emisi pada pembicaraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Paris tahun lalu.
Berbagai temuan menggambarkan kesulitan dalam mencapai tujuan PBB untuk mencapai pemanasan global di bawah dua derajat Celsius (3,6 derajat Fahrenheit).
Dunia sudah memiliki 8.175 pembangkit batu bara dan sedang membangun 733 pembangkit listrik tambahan. Utusan lebih dari 190 negara bertemu pekan ini dan berikutnya di Marrakech, Maroko, untuk membahas langkah lanjutan untuk mencapai target emisi di Paris.
baca : LSM Tolak Perluasan Industri Batu Bara
"Menutup (pembangkit) batu bara yang ada dan menghindari membangun batu bara baru benar-benar penting untuk menghindari kehancuran polusi udara dan dampak iklim," kata Direktur Eksekutif Kelompok Lingkungan Greenpeace Internasional Jennifer Morgan, dikutip dari Bloomberg, Minggu (13/11/2016).
Laporan itu menuturkan polusi dari pembangkit batu bara bisa menciptakan 2,5 kali lebih banyak emisi karbondioksida dari yang diperbolehkan oleh skenario yang konsisten dengan dua derajat celcius pemanasan global.
Jika tanaman batu bara tetap terbuka, dunia harus bergantung hanya pada geoengineering, yang termasuk menuangkan nutrisi ke lautan untuk menyelamatkan habitat terumbu karang atau penyemprotan partikel kecil ke atmosfer bumi untuk memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa, kata laporan itu kembali. Usulan tersebut telah dijauhi karena sulitnya prediksi terhadap ekosistem global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News