Kondisi itu mengartikan bahwa perusahaan-perusahaan di Tiongkok yakni China National Petroleum Corp (CNPC) [CNPET.UL] dan Sinopec (0386.HK), yang telah memainkan peran utama dalam mengembangkan ladang itu sampai sekarang akan mendapatkan pesaing lain jika mereka ingin mempertahankan posisi tersebut.
"CNPC ingin memperpanjang kontrak utama dengan Azadegan Utara, tapi kami telah mengumumkan bahwa mereka harus mengambil bagian dalam penawaran untuk kontrak baru," kata Deputy Head of the National Iranian Oil Company (NIOC) Gholamreza Manouchehri, seperti dikutip dari Reuters, Senin (26/12/2016).
Baca: Pertumbuhan Harga Rumah di Tiongkok Melambat
Saat ini sudah ada respons positif dari CNPC dan Sinopec. Dalam hal ini, dirinya berharap segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan banyak pihak. "Tiongkok telah akhirnya menerima proposal ini," kata Manouchehri. Namun , ia tidak memberikan rincian tentang waktu tender.
.jpg)
Ilustrasi (Reuters/Bobby Yip)
Yadavaran akan memiliki produksi minyak hingga 115.000 barel per hari (bph) di tahap pertama dan output Azadegan Utara adalah sebanyak 75.000 bph, Kantor Berita Kementerian Minyak Iran SHANA mengatakan.
Baca: Tekan Gelembung Aset, Tiongkok Tetapkan Pertumbuhan Lebih Lambat
Perusahaan-perusahaan Tiongkok telah membantu Iran dalam mengembangkan ladang minyak setelah perusahaan Jepang dan Eropa menarik diri dari negara itu karena sanksi atas program nuklir Iran. Iran mengatakan pada Desember 2007 bahwa Sinopec akan menginvestasikan sekitar USD2 miliar untuk mengembangkan ladang minyak besar di Yadavaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News