Semua mata tertuju pada sikap Tiongkok di KTT APEC tahun ini di Lima, Peru yang berlangsung lebih dari seminggu setelah kemenangan mengejutkan Trump di Amerika Serikat (AS), yang telah memupus harapan dari kesepakatan perdagangan terbesar yang pernah diusulkan AS, Trans-Pacific Partnership (TPP).
baca : Pemimpin APEC Pertahankan Perdagangan Bebas Usai Trump Menang
Presiden AS Barack Obama telah memperjuangkan TPP sebagai cara untuk melawan kebangkitan Tiongkok, tapi sekarang ia telah berhenti berusaha untuk memenangkan persetujuan kongres untuk kesepakatan yang ditandatangani oleh 12 negara di Amerika dan Asia-Pasifik, mengesampingkan Tiongkok. Tanpa persetujuan AS perjanjian ini tidak dapat dilaksanakan.
Trump berkampanye melawan TPP dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) karena dianggap buruk untuk lapangan pekerjaan bagi warga AS. Dia mengatakan akan membuang TPP dan mengancam untuk menerapkan tarif impor terhadap Tiongkok dan Meksiko.
Setelah pertemuan dengan Obama, Xi mengatakan hubungan Beijing dengan Washington berada di sebuah momen yang saling bergantung dan menyerukan transisi yang mulus.
Xi telah menjual visi alternatif untuk perdagangan regional dengan mempromosikan Beijing, yang didukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang seperti berdiri tanpa melibatkan AS.
"Tiongkok tidak akan menutup pintu terhadap dunia luar, tetapi membuka lebih," kata Xi dalam pidato utama di APEC dikutip dari Reuters, Minggu (20/11/2016).
Kehadiran Tiongkok di pertemuan APEC adalah yang terbesar yang pernah ada. Delegasi kawasan mengatakan Tiongkok akan memimpin perdagangan bebas jika AS berbalik ke arah proteksionisme.
Para pemimpin TPP mengadakan pertemuan di APEC, di mana Obama mendesak mereka untuk bekerja sama untuk memajukan TPP, kata juru bicara Gedung Putih.
baca : Setelah MEA, Perdagangan Bebas ASEAN-Uni Eropa Bakal Dibentuk
“Para pemimpin telah menegaskan pentingnya ekonomi dan kepentingan strategis dari perjanjian tersebut, “ ujar Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Kotaro Nogami kepada wartawan setelah pertemuan.
Perlindungan Pekerja
Sementara Barrack Obama telah memperingatkan bahwa RCEP, perjanjian regional yang dinisiai Tiongkok, tidak memasukkan perlindungan yang kuat bagi pekerja, lingkungan atau properti intelektual.
Obama mengatakan Amerika Serikat (AS) bekerja untuk memasukkan ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan dalam perjanjian perdagangan bebas AS-Peru untuk mengangkat upah dan standar bagi pekerja Peru.
"Itu jenis sikap yang ingin kita mencoba untuk mempromosikan di tahun-tahun ke depan, dan harapan saya adalah bahwa kebijakan akan terus berlanjut," kata Obama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News