Menurut para pemimpin dunia tersebut, kebijakan yang akan diusung Trump ini memicu kekhawatiran bahwa tahun "keruntuhan" perdagangan bebas global telah datang.
Trump telah berhasil meredakan kemarahan pendukungnya, berasal dari kelas pekerja yang merasa ditinggalkan akibat globalisasi. Bahkan, Trump bersumpah untuk melindungi tenaga kerja Amerika terhadap tenaga kerja murah di negara-negara seperti Tiongkok dan Meksiko.
Dalam puncak pertemuan APEC ke-21, Presiden Peru -yang menjadi tuan rumah- Pablo Kuczynski, mendesak para pemimpin dunia untuk bersemangat membela perdagangan bebas, di saat AS sedang berusaha untuk membuat sekutunya khawatir.
"Di AS dan Inggris, kecenderungan proteksionis mengambil alih. Sangat penting bahwa perdagangan dunia tumbuh lagi dan bahwa proteksionisme dikalahkan," tegas Pemimpin APEC Kuczynski, seperti dikutip dari Guardian, Sabtu (19/11/2016).
Kemenangan Trump cukup mengejutkan setelah Inggris dengan sepakat untuk keluar dari Uni Eropa atau kerap disebut Brexit pada Juni 2016. Hal ini menambah ketidakpastian mendalam tentang tatanan dunia dan masa depan perdagangan bebas.
Trump telah bersumpah untuk menjegal Presiden AS Obama terhadap kebijakan perdagangannya di Asia-Pasifik yakni kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dan tidak memberikan peluang bagi Tiongkok dalam perjanjian ini.
Sebuah delegasi pada pertemuan tingkat menteri yang diadakan pada Kamis dan Jumat mengatakan para menteri APEC telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya proteksionisme di Amerika.
Seorang pejabat -yang meminta untuk tidak disebutkan namanya- mengatakan perwakilan perdagangan AS, Michael Froman, telah berusaha untuk meyakinkan para menteri tersebut bahwa kepentingan inti Amerika tidak berubah secara administrasi.
Trump memang tidak ada dalam pertemuan tersebut, namun ia telah menjadi "bahan omongan" selama pertemuan APEC, sebuah klub perdagangan bebas yang didirikan pada 1989 dan mewakili hampir 40 persen populasi dunia dan hampir 60 persen dari ekonomi global.
Pemilu Amerika telah meninggalkan Tiongkok, di mana Amerika Serikat pernah dianggap sebagai ancaman bagi kapitalisme pasar bebas.
"Tidak ada keraguan bahwa jika TPP gagal itu akan menjadi kemenangan besar bagi Tiongkok, baik politik dan ekonomi," kata seorang ekonom Tiongkok di IHS Global Insight, Brian Jackson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News