Langkah ini bisa dikatakan merupakan aksi akuisisi besar pertama bagi pemberi kredit perumahan terbesar di Inggris, yang sebagiannya dimiliki oleh pemerintah. Hal itu sejak diselamatkan dari sebuah krisis di 2007-2009. Adapun aksi seperti ini diharapkan memberi keuntungan yang positif di masa mendatang.
Lloyds menyatakan, kesepakatan yang diharapkan bisa menutup keuntungan pada paruh pertama di 2017 ini termasuk sekitar 800 juta poundsterling dari ekuitas yang diperoleh dan mengasumsikan sebesar 240 juta poundsterling untuk klaim masa depan bagi asuransi kredit.
Baca: Aturan Kewajiban Bank Besar Ungkap Langkah Likuiditas Tertentu Rampung
Analis mengatakan langkah tersebut mewakili penggunaan kelebihan kas bank, tetapi ada peringatan bahwa itu dilakukan dengan beberapa risiko yang diberikan oleh proyeksi ekonomi di masa mendatang yang tidak menentu karena Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa atau Brexit.
"Eksposur Lloyds akan meluas dua kali lipat ke kartu kredit pada sebuah titik yang halus terutama dalam siklus utang buruk dan menjelang potensi perlambatan. Termasuk rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa," kata Shore Capital Gary Greenwood, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/12/2016).
Baca: Industri Perbankan Diyakini Menggeliat di Tahun Depan
Group Chief Executive Lloyds Banking Group António Horta-Osorio berharap aksi akuisisi itu bisa berjalan baik dan nantinya memberi keuntungan positif bagi perusahaan. Dalam hal ini, Lloyds Banking Group siap mengoptimalkan berbagai macam upaya agar bisa terus tumbuh secara maksimal.
Baca: Aktivitas Bisnis Industri Perbankan Dinilai Surut di 2016
"Akuisisi ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi kami di pasar kartu kredit Inggris dan memperluas dengan strategi multi merek. Termasuk kemajuan tujuan strategis kami untuk memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan fokus di ritel Inggris dan bank umum," kata António Horta-Osorio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
