Rencana Presiden AS terpilih Donald Trump untuk memotong pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS, meskipun sudah telah memicu lonjakan suku bunga Kredit Pemilikan Rakyat (KPR) yang dapat merugikan pasar perumahan dalam jangka panjang.
"Pembeli rumah yakin dalam masa depan mereka dan ini berarti prospek kemungkinan lebih cerah di tahun depan dari yang kita duga," kata Kepala Ekonom MUFG Union Bank Chris Rupkey, seperti dikutip dari Reuters, Senin (26/12/2016).
Baca: Departemen Kehakiman AS Perdalam Penyelidikan ke Wells Fargo
Departemen Perdagangan AS mencatat penjualan rumah baru mengalami kenaikan sebanyak 5,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 592.000 unit pada bulan lalu. Itu adalah kecepatan tertinggi kedua sejak 2007. Para ekonom telah memperkirakan penjualan rumah keluarga tunggal hanya mencapai sekitar 9,5 persen.
.jpg)
Sejumlah pekerja sedang membangun rumah di Amerika Serikat (REUTERS/Steve Marcus)
Penjualan mengalami kenaikan sebanyak 16,5 persen dari tahun lalu, didorong oleh lonjakan sebanyak 43,8 persen di Midwest ke tinggi sembilan tahun. Penjualan melonjak 7,7 persen di barat level tertinggi sejak Januari 2008, namun turun 3,1 persen di selatan. Dan kondisi tersebut tidak berubah di timur laut.
Baca: Klaim Pengangguran AS Naik ke Level Tertinggi
Secara terpisah, University of Michigan mengatakan indeks sentimen konsumen naik tipis ke pembacaan 98,2 dari 98 pada awal bulan ini. Itu adalah angka tertinggi sejak Januari 2004. The University of Michigan mengatakan 18 persen rekor responden spontan disebutkan dampak positif yang diharapkan dari kebijakan Trump pada perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News