baca juga: Kian Gelap! Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Diramal di Bawah 5% hingga 2024 |
Data resmi menunjukkan, ekspor Tiongkok pada Oktober menyusut 0,3 persen dari tahun sebelumnya, perubahan tajam dari kenaikan 5,7 persen pada September. Angka itu bahkan jauh di bawah ekspektasi analis untuk kenaikan 4,3 persen. Itu adalah kinerja terburuk sejak Mei 2020.
Data menunjukkan permintaan tetap lemah secara keseluruhan, menumpuk lebih banyak tekanan pada sektor manufaktur negara itu dan mengancam kebangkitan ekonomi yang berarti dalam menghadapi pembatasan covid-19 yang terus-menerus, kelemahan properti yang berlarut-larut, dan risiko resesi global.
Eksportir Tiongkok bahkan tidak mampu memanfaatkan pelemahan lebih lanjut dalam mata uang yuan dan musim belanja akhir tahun. Hal ini menggarisbawahi ketegangan yang meluas bagi konsumen dan pelaku bisnis di seluruh dunia.
"Pertumbuhan ekspor yang lemah kemungkinan mencerminkan permintaan eksternal yang buruk serta gangguan pasokan karena wabah covid-19," kata Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang di Zhengzhou, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 7 November 2022.
Dia mengatakan pihak Apple sudah memprediksi pengiriman model iPhone 14 kelas atas akan lebih rendah menyusul pengurangan produksi utama di pabrik yang terkena virus di Tiongkok.
"Ke depan, kami pikir ekspor akan turun lebih jauh selama kuartal mendatang. Pergeseran pola konsumsi global yang mendorong permintaan barang-barang konsumen selama pandemi mungkin akan terus berkurang," kata ekonom di Capital Economics Zichun Huang.
"Kami berpikir pengetatan keuangan yang agresif dan hambatan pendapatan riil dari inflasi yang tinggi akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi tahun depan," tegas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News