Ekonomi Tiongkok. Foto : AFP.
Ekonomi Tiongkok. Foto : AFP.

Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga Bikin Ekspor Tiongkok Menyusut

Arif Wicaksono • 07 November 2022 16:42
Beijing: Ekspor Tiongkok secara tak terduga berkontraksi pada Oktober 2022. Penurunan pertama sejak Mei 2020 karena lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga menekan permintaan global sementara pembatasan covid-19 baru di dalam negeri mengganggu produksi dan konsumsi domestik. Angka-angka perdagangan Oktober yang suram menyoroti tantangan bagi pembuat kebijakan di Tiongkok karena ekspor menjadi salah satu fondasi bagi ekonomi Tiongkok.
 
baca juga: Kian Gelap! Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Diramal di Bawah 5% hingga 2024

 
Data resmi menunjukkan, ekspor Tiongkok pada Oktober menyusut 0,3 persen dari tahun sebelumnya, perubahan tajam dari kenaikan 5,7 persen pada September. Angka itu bahkan jauh di bawah ekspektasi analis untuk kenaikan 4,3 persen. Itu adalah kinerja terburuk sejak Mei 2020.
 
Data menunjukkan permintaan tetap lemah secara keseluruhan, menumpuk lebih banyak tekanan pada sektor manufaktur negara itu dan mengancam kebangkitan ekonomi yang berarti dalam menghadapi pembatasan covid-19 yang terus-menerus, kelemahan properti yang berlarut-larut, dan risiko resesi global.

Eksportir Tiongkok bahkan tidak mampu memanfaatkan pelemahan lebih lanjut dalam mata uang yuan dan musim belanja akhir tahun. Hal ini menggarisbawahi ketegangan yang meluas bagi konsumen dan pelaku bisnis di seluruh dunia.
 
"Pertumbuhan ekspor yang lemah kemungkinan mencerminkan permintaan eksternal yang buruk serta gangguan pasokan karena wabah covid-19," kata Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang di Zhengzhou, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 7 November 2022.
 
Dia mengatakan pihak Apple sudah memprediksi pengiriman model iPhone 14 kelas atas akan lebih rendah menyusul pengurangan produksi utama di pabrik yang terkena virus di Tiongkok.
 
"Ke depan, kami pikir ekspor akan turun lebih jauh selama kuartal mendatang. Pergeseran pola konsumsi global yang mendorong permintaan barang-barang konsumen selama pandemi mungkin akan terus berkurang," kata ekonom di Capital Economics Zichun Huang.
 
"Kami berpikir pengetatan keuangan yang agresif dan hambatan pendapatan riil dari inflasi yang tinggi akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi tahun depan," tegas dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan