Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Kian Gelap! Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Diramal di Bawah 5% hingga 2024

Angga Bratadharma • 07 November 2022 12:30
Beijing: Prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok semakin gelap dengan para ekonom menurunkan perkiraan mereka hingga 2024. Keputusan itu diambil karena banyak yang bertaruh Beijing akan mengambil pendekatan lambat untuk membatalkan kebijakan nol covid-nya.
 
"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sekarang diperkirakan berada di bawah lima persen untuk setiap tahun hingga 2024," ungkap survei ekonom terbaru Bloomberg, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 7 November 2022.
 
Perkiraan median untuk tahun ini diturunkan menjadi 3,3 persen dari 3,4 persen pada survei sebelumnya, sementara tahun depan diturunkan menjadi 4,9 persen dari 5,1 persen. Pada 2024, ekonomi diramal tumbuh sebesar 4,8 persen, turun dari angka lima persen yang diproyeksikan sebelumnya.

Pendekatan tanpa toleransi Tiongkok untuk memerangi infeksi covid telah menjadi hambatan besar pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu, dengan penguncian yang sering dan pengujian rutin membuat konsumen waspada terhadap perjalanan dan pengeluaran, sementara bisnis menghadapi gangguan yang sedang berlangsung.
Baca: KTT G20 Berkontribusi Rp7,4 Triliun bagi PDB Indonesia

Selain itu, kemerosotan pasar perumahan terburuk dalam catatan memberi dampak terhadap sektor-sektor seperti konstruksi dan perbankan. Sedangkan Kongres Partai Komunis baru-baru ini tidak memberikan petunjuk bahwa nol covid akan ditinggalkan, menambah kekhawatiran investor tentang prospek Tiongkok dan memicu kemerosotan di pasar saham dan yuan.
 
Survei Bloomberg menunjukkan sebagian besar ekonom -11 dari 18 responden- memperkirakan Tiongkok untuk membuka kembali perbatasannya hanya pada paruh pertama tahun depan. Sisanya memprediksi pembukaan kembali hanya mulai dari paruh kedua hingga kuartal pertama 2024.
 
Beberapa investor luar negeri, seperti Mark Mobius, mengatakan Tiongkok dapat melonggarkan kebijakan covid-nya pada akhir tahun ini, meskipun banyak ahli yang kurang optimistis.
 
"Karena kami tidak mengharapkan perubahan cepat dalam kebijakan covid-19 setelah KTT Partai Komunis Tiongkok. Dan dengan sektor properti masih lesu serta pertumbuhan global turun tajam kami telah menurunkan perkiraan pertumbuhan kami," kata Ekonom Senior ABN Amro Bank Arjen van Dijkhuizen.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan