Foto: AFP.
Foto: AFP.

Anjlok 27,8%, Ekonomi Jepang Capai Rekor Kontraksi Terdalam

Ade Hapsari Lestarini • 17 Agustus 2020 10:23
Tokyo: Ekonomi Jepang menyusut secara tahunan sebesar 27,8 persen dari kuartal sebelumnya pada periode April-Juni. Penyusutan ini menandai rekor kontraksi terdalam karena pandemi covid-19 global menahan aktivitas ekonomi, yang terjadi di tengah pembatasan dalam keadaan darurat.
 
Menurut Kantor Kabinet Jepang, data awal PDB ini setara dengan penurunan 7,8 persen yang disesuaikan secara musiman pada basis kuartalan. Ekonomi terbesar ketiga di dunia ini mencatat data pertumbuhan negatif untuk kuartal ketiga berturut-turut.
 
Melansir Xinhua, Senin, 17 Agustus 2020, angka tersebut menandai kontraksi terbesar dalam 40 tahun sejak kuartal April-Juni 1980. Meskipun seorang pejabat Kantor Kabinet mengatakan penurunan ekonomi bersejarah bisa menjadi yang terburuk sejak 1955 dibandingkan dengan saat ini.

Kenaikan pajak konsumsi Oktober lalu tercatat dari delapan persen menjadi 10 persen, telah mengguncang ekonomi Jepang. Dampak virus korona global memberikan pukulan telak bagi konsumsi dan perdagangan, terutama selama pembatasan yang ditetapkan pada April ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat.
 
Baca: Jepang Memasuki Resesi di Kuartal II
 
Adapun pada 7 April, keadaan darurat dikeluarkan untuk ibu kota dan enam prefektur lainnya dan kemudian diperluas untuk mencakup seluruh negara, sebelum dicabut sepenuhnya pada 25 Mei.
 
Selama masa darurat ini terjadi penutupan bisnis dan permintaan tinggal di rumah, sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi hampir terhenti. Sektor konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi Jepang, turun 8,2 persen dari kuartal sebelumnya, karena rumah tangga memperketat dompet mereka karena sebagian besar tinggal di rumah.
 
Angka awal yang dilaporkan Kantor Kabinet juga menunjukkan ekspor barang dan jasa turun 18,5 persen karena permintaan global terhadap mobil Jepang dan suku cadang yang berkurang di tengah merosotnya permintaan global.
 
Baca: Ekonomi Jepang Memburuk dalam 11 Tahun
 
Angka tersebut juga mencerminkan penurunan yang cukup besar dalam pengeluaran turis asing karena Jepang memperketat perbatasannya dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus penyebab pneumonia itu.
 
Sedangkan untuk impor, turun hanya 0,5 persen. Karena impor dari Tiongkok tetap kuat dan membantu untuk melawan penurunan yang signifikan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Serta untuk belanja modal swasta, turun 1,5 persen di kuartal tersebut. Investasi residensial turun 0,2 persen, di tengah meningkatnya ketidakpastian prospek bisnis.
 
Kantor Kabinet Jepang menunjukkan perekonomian Jepang mengalami kontraksi sebesar 26,4 persen secara tahunan, dan 7,4 persen secara triwulanan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan