Menurut Kantor Kabinet Jepang, dikutip dari Xinhua, Rabu, 8 Juli 2020, indeks mengenai kondisi bisnis turun 5,5 poin dari April menjadi 74,6 pada Mei. Ini merupakan yang terburuk sejak 2009 setelah krisis keuangan global.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar keempat sejak data yang sebanding tersedia pada Januari 1985. Sementara levelnya 74,6 adalah yang terendah ketujuh selama negara itu berdiri. Angka tersebut mundur selama empat bulan berturut-turut, menyusul penurunan 8,7 poin yang dicatat pada April.
Menurut media lokal, data tersebut mencerminkan besarnya kejatuhan ekonomi dari keadaan darurat nasional terkait wabah covid-19.
Pemerintah menyatakan keadaan darurat untuk Tokyo dan daerah perkotaan lainnya pada awal April dan kemudian diperluas mencakup seluruh negara.
Pada masa darurat sampai 25 Mei, operasi bisnis ditutup. Orang-orang diminta untuk menahan diri melakukan perjalanan tidak penting di luar rumah untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Dengan munculnya kasus covid-19 baru di Tokyo dan daerah lainnya, kekhawatiran publik terhadap gelombang kedua infeksi kembali membebani pembukaan kembali operasi bisnis secara penuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News