Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Habis Ngasih Diskon Gede-gedean, Harga Minyak Dunia Berbalik Menguat

Husen Miftahudin • 07 Agustus 2024 08:54
Houston: Harga minyak dunia sedikit menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), didukung oleh potensi gangguan pasokan di tengah kekhawatiran Iran sedang mempersiapkan pembalasan segera terhadap Israel menyusul pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang pemimpin Hamas di Teheran.
 
Melansir Investing.com, Rabu, 7 Agustus 2024, minyak mentah Brent naik 0,3 persen menjadi USD76,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,5 persen menjadi USD76,56 per barel.
 
Iran dan Hamas menjadi sorotan karena melakukan pembalasan terhadap Israel. Iran dan Hamas bersumpah akan melakukan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Di garis depan Lebanon, Israel melanjutkan serangannya terhadap Hizbullah, dan juga tetap meningkatkan ancaman pembalasan dari kelompok militer tersebut. Israel mengklaim telah membunuh seorang pemimpin penting Hizbullah minggu lalu.
 
"Eskalasi terkini di Timur Tengah, termasuk pembunuhan para pemimpin Hizbullah dan Hamas, telah meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas," kata Rystad Energy dalam catatan terbarunya.
 
"Peristiwa-peristiwa ini tampaknya telah mengganggu perundingan gencatan senjata di Gaza, mempersulit upaya mediasi dan memperburuk krisis kemanusiaan," tambahnya.
 
Baca juga: Ekonomi AS Bergejolak, Harga Minyak Dunia Ngasih Diskon Gede-gedean!
 

Data minyak mentah mingguan AS jadi perhatian


Sementara ketegangan geopolitik Timur Tengah diperkirakan akan tetap menjadi sorotan, data baru mengenai persediaan minyak mentah domestik juga kemungkinan akan memengaruhi pergerakan harga.
 
Data API yang akan dirilis akhir sesi ini diperkirakan menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun sebesar 3,1 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 1 Agustus. Data tersebut muncul menjelang laporan mingguan minyak bumi resmi pemerintah yang akan dirilis pada Rabu.  
 
Kekhawatiran pertumbuhan masih ada, data Tiongkok masih ditunggu. Namun, harga minyak mengalami penurunan tajam sepanjang bulan lalu, setelah merosot ke posisi terendah dalam tujuh bulan akibat kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan dan permintaan.
 
Data ketenagakerjaan AS yang lemah, khususnya data penggajian nonpertanian pada Jumat, didahului oleh data suram dari Tiongkok, terutama pada sektor manufaktur negara tersebut. Data Tiongkok yang lemah menambah kekhawatiran atas melambatnya permintaan di negara pengimpor minyak terbesar di dunia.
 
Pembacaan lebih lanjut dari Tiongkok akan dirilis akhir minggu ini, dengan data perdagangan Juli menjadi fokus khusus untuk memberi wawasan tentang impor minyak negara tersebut. Data inflasi juga diharapkan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi Tiongkok, khususnya permintaan bahan bakar eceran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan