Ilustrasi. Foto: AFP/Jonathan Nackstrand.
Ilustrasi. Foto: AFP/Jonathan Nackstrand.

Ekonomi AS Bergejolak, Harga Minyak Dunia Ngasih Diskon Gede-gedean!

Husen Miftahudin • 06 Agustus 2024 08:46
Houston: Harga minyak anjlok dalam perdagangan yang bergejolak pada Senin waktu setempat (Selasa WIB), seiring berlanjutnya aksi jual di bursa saham global.
 
Tetapi, penurunan harga minyak tersebut dibatasi oleh kekhawatiran pembalasan Iran atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran yang dapat menyebabkan perang lebih luas di Timur Tengah.
 
Melansir Yahoo Finance, Selasa, 6 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent ditutup turun 51 sen atau 0,66 persen pada USD76,30 per barel, dengan harga sebelumnya diperdagangkan di sekitar level terendah sejak Januari. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 58 sen atau 0,79 persen pada USD72,94.

Pasar ekuitas jatuh dari Asia hingga Amerika Utara karena investor meninggalkan aset berisiko sambil bertaruh pemotongan suku bunga cepat oleh Federal Reserve akan diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
 
"Pasar saham jatuh karena laporan pekerjaan (Jumat) telah meyakinkan pasar, Fed sekali lagi tertinggal," tulis analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
 
Baca juga: Wall Street Anjlok 3% Gegara Kekhawatiran Resesi AS, IHSG 'Lampu Kuning'!
 

Harga minyak lebih rentan terhadap resesi AS


Di sisi lain, kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan lebih lanjut akibat perang Timur Tengah yang lebih luas membatasi kerugian minyak sepanjang hari.
 
Israel dan AS bersiap menghadapi eskalasi serius di kawasan tersebut setelah Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah berjanji akan membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan seorang komandan militer tinggi Hizbullah minggu lalu.
 
"Pedagang minyak memperkirakan respons Iran hanya berlangsung singkat, membuat minyak mentah berjangka lebih rentan terhadap ketakutan akan resesi AS seperti yang mengguncang pasar pada Senin. Jika ini berlalu dengan cepat, harga minyak mentah akan ikut suram dan harga akan melonjak tak terkendali," kata mitra pendiri Again Capital LLC, John Kilduff.
 
Penurunan konsumsi solar di Tiongkok, penyumbang pertumbuhan permintaan minyak terbesar di dunia, juga membebani minyak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan