Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Wall Street Boncos Gegara Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Husen Miftahudin • 24 Oktober 2024 08:43
New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street turun tajam pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), didorong oleh meningkatnya imbal hasil Treasury AS dan kekhawatiran yang berkelanjutan tentang sentimen pasar.
 
Dikutip dari Xinhua, Kamis, 24 Oktober 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 409,94 poin, atau 0,96 persen, menjadi 42.514,95. Indeks S&P 500 turun 53,78 poin, atau 0,92 persen, menjadi 5.797,42. Indeks Nasdaq Composite turun 296,48 poin, atau 1,60 persen, menjadi 18.276,65.
 
Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor barang konsumsi dan teknologi memimpin penurunan dengan masing-masing turun 1,82 persen dan 1,68 persen. Sementara itu, sektor real estat dan utilitas naik masing-masing 1,02 persen dan 1,01 persen.
 
Imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 4,25 persen, tertinggi sejak akhir Juli, menandai lonjakan 44 basis poin pada bulan Oktober. Melonjaknya imbal hasil Treasury telah menjadi titik tekanan, meskipun Federal Reserve baru-baru ini memangkas suku bunga pada September.
 
Data ekonomi, serta kekhawatiran tentang meningkatnya defisit fiskal di bawah kemungkinan masa jabatan kedua Trump sebagai presiden, telah disebut-sebut sebagai alasan di balik kenaikan tersebut.
 
Baca juga: Berbeda dengan Bursa Kawasan Asia, IHSG Terkontraksi
 

Saham McDonald's anjlok

 
Di antara kontributor terbesar terhadap penurunan Dow, saham McDonald's anjlok lebih dari empat persen setelah CDC menghubungkan wabah E. coli dengan burger Quarter Pounder dari rantai makanan cepat saji tersebut, yang mengakibatkan 10 orang dirawat di rumah sakit dan satu orang meninggal. McDonald's sendiri bertanggung jawab atas lebih dari 100 poin penurunan Dow.
 
Di sisi ekonomi, pengajuan hipotek di AS menurun selama empat minggu berturut-turut, menyoroti tantangan berkelanjutan yang disebabkan oleh tingginya biaya pinjaman.
 
Selain itu, penjualan rumah yang sudah ada turun satu persen pada September ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 3,84 juta unit, menandai level terendah sejak Oktober 2010.
 
Penurunan ini mengikuti angka 3,88 juta unit yang direvisi pada Agustus dan jauh di bawah ekspektasi, yang telah memperkirakan angka 3,9 juta unit. Tekanan terus-menerus dari suku bunga yang lebih tinggi melemahkan permintaan dan keterjangkauan di pasar perumahan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan