Mengutip Investing.com, Selasa, 27 Februari 2024, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,2 persen pada 103,78. Meskipun demikian, mata uang AS tersebut menguat 0,1 persen menjadi 150,71 terhadap yen Jepang.
Adapun data barang tahan lama AS akan dirilis pada Selasa waktu setempat, sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS Januari yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, akan dirilis pada Kamis mendatang.
Pasar baru-baru ini mengurangi ekspektasi terhadap besaran dan seberapa cepat mereka memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya, karena perekonomian AS tetap kuat.
Pasar telah mengesampingkan pemotongan suku bunga pada pertemuan The Fed pada Maret, dan baru-baru ini memundurkan ekspektasi pemotongan suku bunga ke Juni mulai dari Mei, menurut FedWatch Tool dari CME, menyusul data harga konsumen dan produsen AS yang kuat.
Angka inflasi di zona euro, Jepang, dan Australia juga dirilis minggu ini, bersamaan dengan keputusan suku bunga dari survei Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dan PMI Tiongkok.
Harga konsumen nasional Jepang juga akan dirilis pada Selasa waktu setempat dan diperkirakan menunjukkan inflasi inti melambat ke tingkat tahunan sebesar 1,8 persen pada periode Januari, terendah sejak Maret 2022.
Hal ini akan mempersulit rencana Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk mengakhiri suku bunga negatif dalam beberapa bulan mendatang, sehingga membuat yen tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat.
Baca juga: Nantikan Data Ekonomi AS, Rupiah Merosot |
Euro sukses ganyang dolar AS
Euro terakhir naik 0,3 persen pada USD1,0852, setelah menguat terhadap dolar dalam delapan dari sembilan sesi perdagangan terakhir. Pejabat Bank Sentral Eropa telah menegaskan kembali fokus mereka pada inflasi di zona euro, khususnya sektor jasa dan pertumbuhan upah.
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kepada anggota parlemen Eropa di Strasbourg, pertumbuhan upah masih kuat di seluruh zona euro namun perusahaan mungkin menyerap sebagian dari kenaikan ini melalui margin keuntungan yang lebih rendah daripada menaikkan harga.
Pendorong utama di balik penguatan euro adalah menyempitnya kesenjangan antara keyakinan para pedagang mengenai tingkat suku bunga AS dan zona euro pada akhir tahun ini.
Dua minggu lalu, investor berasumsi The Fed akan menurunkan suku bunga sekitar 80 basis poin tahun ini, dibandingkan dengan ECB yang menurunkan suku bunga sekitar 100 bps. Pada Senin waktu setempat, kesenjangan tersebut telah hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News