Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Rugi Gegara Diboikot, McDonald Malah Beli 225 Waralaba Israel

Medcom • 08 April 2024 16:26
Tel Aviv: McDonald's akan membeli waralaba Israel yang sudah berusia 30 tahun dari Alonyal. Serta mengambil alih kepemilikan 225 gerai dengan dibantu lebih dari 5.000 karyawan.
 
McDonald's menjadi sasaran boikot dan kritik sejak Alonyal mengumumkan akan menyumbangkan makanan gratis kepada militer Israel sekaligus saat terjadinya serangan kelompok Palestina pada 7 Oktober 2024.
 
McDonald's merupakan perusahaan global, tetapi waralabanya sering dimiliki oleh perusahaan lokal yang beroperasi secara mandiri.

CEO McDonald's Chris Kempczinski mengungkapkan perusahaan ini melihat dampak bisnis yang berarti di beberapa pasar Timur Tengah dan di luar wilayah tersebut.
 
"Selama lebih dari 30 tahun, Alonyal Limited telah dengan bangga membawa Golden Arches ke Israel dan melayani komunitas kami," ucap CEO dan pemilik Alonyal, Omri Padan, dilansir Al Jazeera, Senin, 8 April 2024.
 
Menurut dia, McDonald's tetap berkomitmen terhadap pasar Israel dan memastikan pengalaman karyawan dan pelanggan yang positif di pasar tersebut di masa mendatang.
 
Dalam beberapa bulan mendatang McDonald's telah menyelesaikan transaksi, lalu akan mempunyai gerai dan operasi Alonyal sekaligus mempertahankan karyawannya. Perusahaan ini tidak mengungkapkan persyaratan transaksi.
 

Penjualan anjlok


Kempczinski mengatakan perang tersebut membawa dampak yang menyedihkan terhadap penjualan di negara Timur Tengah dan negara mayoritas penduduk Muslim.
 
"Selama konflik ini, perang ini, masih berlangsung. Kami tidak berharap untuk melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam hal ini," tutur Kempczinski.
 
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, apa yang sedang terjadi, dan saya rasa hal ini membebani merek-merek seperti kami," lanjut Kempczinski.
 
 
Baca juga: CEO McDonald's Sambat Bisnisnya Lesu akibat Aksi Boikot Israel

 
Selama Oktober-Desember pertumbuhan penjualan dalam divisi jaringan restoran cepat saji untuk Timur Tengah, Tiongkok dan India hanya 0,7 persen. Hal itu jauh dari ekspektasi pasar yang seharusnya sebanyak 5,5 persen.
 
Negara mayoritas Muslim yang menyebabkan kemerosotan tersebut terjadi karena menyerukan boikot untuk McDonald's dalam menanggapi pengumuman Alonyal.
 
Hal tersebut juga membuat para pemegang waralaba di negara Mesir, Yordania, dan Arab Saudi menjauhkan diri dari donasi dan secara kolektif menjanjikan bantuan jutaan dolar untuk warga Palestina di Gaza. 
 
McDonald's menjadi salah satu merek yang paling ikonik di Amerika Serikat walaupun sebagian besar restorannya dimiliki di seluruh dunia dan dioperasikan dengan lokal.
 

Starbucks dan Domino kena imbasnya


Selain itu, rantai makanan cepat saji barat lainnya yaitu Starbucks juga di boikot karena dianggap pro-Israel dan diduga mempunyai hubungan keuangan dengan Israel. 
 
Pada Februari, CEO Laxman Narasimhan menjelaskan Starbucks mengalami dampak yang signifikan terhadap penjualannya di Timur Tengah dan Amerika Serikat. Para pemrotes berkampanye untuk meminta perusahaan berbasis di Seattle tersebut mengambil sikap terhadap Israel.
 
Domino's juga terkena dampaknya karena adanya unggahan di media sosial tanpa bukti yang mengklaim perusahaan ini memberikan makanan gratis untuk tentara Israel. Selain itu, para konsumen di Malaysia juga mengaitkannya dengan AS dan sekutu Israel sehingga membuat Domino's mengalami penurunan sebesar 8,9 persen di Asia pada 2023. (Indy Tazkia Aulia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan