Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Harga Minyak Rebound

Antara • 27 September 2023 08:14
New York: Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena ekspektasi pasokan yang lebih ketat melebihi kekhawatiran prospek ekonomi yang tidak menentu akan menghambat permintaan.
 
Melansir Antara, Rabu, 27 September 2023, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup 67 sen lebih tinggi atau 0,7 persen pada USD93,96 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terangkat 67 sen atau 0,8 persen menjadi USD90,39 per barel.
 
Seperti diketahui, Rusia melunakkan larangan ekspor bensin dan solar. Ekspor produk yang sudah diterima oleh Russian Railways dan Transneft dapat dilanjutkan. Sementara bahan bakar gas dan bahan bakar yang mengandung sulfur lebih tinggi yang digunakan untuk bunkering (pengisian bahan bakar kapal) akan dikecualikan dari larangan tersebut.
 
Baca juga: Harga Minyak Dunia Hampir Flat Imbas Pelonggaran Larangan Ekspor Bahan Bakar Rusia

Larangan ekspor solar dan bensin tetap berlaku 

Namun, larangan ekspor solar dan bensin berkualitas tinggi tetap berlaku.
 
Pasokan minyak masih terbatas karena Rusia dan Arab Saudi telah memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir tahun.
 
"Pasokan minyak diperkirakan akan melemahkan permintaan di masa mendatang dan oleh karena itu pelemahan apa pun, meskipun sangat mengejutkan, tidak akan bertahan lama," kata Analis Pialang Minyak PVM, Tamas Varga.
 
Bank sentral terkemuka dunia, Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, dalam beberapa hari terakhir telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk memerangi inflasi, yang menandakan kebijakan moneter ketat mungkin akan bertahan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
 
Suku bunga yang lebih tinggi memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga membatasi permintaan minyak.
 
Membatasi kenaikan, dolar AS mencapai level tertinggi 10 bulan karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi menarik investor untuk memilih greenback.
 
Sebagai mata uang utama yang digunakan untuk menentukan harga minyak, penguatan dolar biasanya membebani permintaan minyak karena harga minyak menjadi lebih mahal bagi importir dibandingkan dengan mata uang lokal mereka.
 
Selain itu, data industri yang dirilis setelah penyelesaian perdagangan menunjukkan stok minyak mentah AS meningkat pekan lalu sekitar 1,6 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API).
 
Para analis memperkirakan penurunan 300 ribu barel. Data pemerintah AS mengenai stok minyak mentah akan dirilis pada Rabu.
 
Kekhawatiran investor terhadap pengetatan pasokan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma juga mendorong harga selama sesi tersebut, kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan