Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Harga Minyak Dunia Hampir Flat Imbas Pelonggaran Larangan Ekspor Bahan Bakar Rusia

Antara • 26 September 2023 08:14
New York: Harga minyak dunia hampir datar dalam perdagangan pada akhir transaksi Senin (Selasa pagi WIB). Ini karena Rusia melonggarkan larangan ekspor bahan bakar dan investor mengamati kenaikan suku bunga yang dapat membatasi permintaan.
 
Melansir Antara, Selasa, 26 September 2023, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik tipis dua sen menjadi USD93,29 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November turun 35 sen, menjadi USD89,68 per barel.
 
Harga minyak mentah turun pekan lalu setelah kebijakan Federal Reserve yang agresif mengguncang pasar keuangan global dan menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga menghambat permintaan minyak.
 
Baca juga: Harga Minyak Dunia Stabil di Tengah Kekhawatiran Anjloknya Permintaan
 
"Pasar mungkin masih bergulat dengan The Fed yang mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, yang dapat berdampak pada sisi permintaan," kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow.
 
Dalam sebuah dokumen pemerintah Rusia menyetujui perubahan larangan ekspor bahan bakar, mencabut pembatasan bahan bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk beberapa kapal dan solar dengan kandungan sulfur tinggi.
 
Larangan ekspor semua jenis bensin dan solar berkualitas tinggi, yang diumumkan Kamis lalu tetap berlaku.

Larangan sementara ekspor bensin dan solar 

Pekan lalu, Moskow mengeluarkan larangan sementara ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara untuk menstabilkan pasar domestik, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan rendahnya pasokan produk minyak saat belahan bumi utara memasuki musim dingin.
 
Di samping itu, yang juga membebani harga minyak adalah indeks dolar AS yang menguat ke level tertinggi sejak November 2022. Penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga membatasi permintaan.
 
"Kami tampaknya memiliki sentimen penghindaran risiko (risk-off) karena penguatan dolar," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn.
 
Menurut laporan mingguan dari Baker Hughes di sisi penawaran, jumlah rig minyak yang beroperasi di AS turun delapan menjadi 507 pada minggu lalu – jumlah terendah sejak Februari 2022 – meskipun harga lebih tinggi.
 
Adapun hal yang semakin memperparah kendala pasokan, kilang-kilang minyak AS diperkirakan akan memiliki kapasitas offline sekitar 1,7 juta barel per hari untuk pekan yang berakhir 29 September, sehingga mengurangi kapasitas penyulingan yang tersedia sebesar 324 ribu barel per hari, kata perusahaan riset IIR Energy.
 
Kapasitas offline diperkirakan meningkat menjadi 1,9 juta barel per hari pada pekan yang berakhir 6 Oktober.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan