Ilustrasi, Wall Street. Foto: AFP.
Ilustrasi, Wall Street. Foto: AFP.

Wall Street Boncos Gara-gara Pasar Tenaga Kerja AS Melemah

Husen Miftahudin • 08 Juni 2024 08:48
New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pasar tenaga kerja AS menambah lebih banyak lapangan kerja dibandingkan perkiraan pada Mei. Hal ini menandakan ketahanan, meskipun ada tanda-tanda perlambatan ekonomi sebelumnya.
 
Dikutip dari Xinhua, Sabtu, 8 Juni 2024, Dow Jones Industrial Average turun 87,18 poin atau 0,22 persen menjadi 38.798,99. S&P 500 merosot 5,97 poin atau 0,11 persen menjadi 5.346,99. Indeks Komposit Nasdaq merosot 39,99 poin atau 0,23 persen menjadi 17.133,13.
 
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan utilitas dan material memimpin penurunan dengan kehilangan masing-masing 1,09 persen dan 1,01 persen. Sementara itu, sektor keuangan dan teknologi memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 0,35 persen dan 0,20 persen.
 

Tingkat pengangguran naik jadi 4%

 
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, pasar tenaga kerja menambah 272 ribu pekerjaan nonfarm payroll di Mei, melampaui ekspektasi para ekonom sebesar 180 ribu. Namun, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,0 persen dari 3,9 persen pada bulan sebelumnya. Hal ini menyusul penambahan 165 ribu pekerjaan pada April.
 
Angka-angka ini menggarisbawahi tantangan Federal Reserve dalam memutuskan kapan dan seberapa cepat menurunkan suku bunga.
 
Meskipun perekonomian dan pasar tenaga kerja tetap kuat, inflasi masih terus berlanjut, sehingga membenarkan alasan untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
 
Meskipun demikian, terdapat kekhawatiran yang muncul, seperti dampak inflasi terhadap konsumen berpendapatan rendah dan meningkatnya utang rumah tangga. "Mereka benar-benar berada dalam situasi yang sulit," kata Robert Sockin, ekonom global senior Citi.
 
Dia mencatat, semakin lama The Fed mempertahankan suku bunga stabil, semakin banyak keretakan yang bisa terjadi dalam perekonomian.
 
Namun, wakil ketua IBM dan mantan direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn mengatakan masyarakat seharusnya senang karena perekonomian mereka kuat.
 
"Pada akhirnya, yang terpenting adalah perekonomian, pertumbuhan PDB, PDB pendapatan perusahaan, kesehatan konsumen, dan hal tersebut akan menjadi faktor penentu dalam jangka panjang," ungkap dia.
 
Baca juga: Tingkat Pengangguran AS Naik hingga 4% di Mei 2024
 

Imbal hasil obligasi melonjak

 
Setelah laporan tenaga kerja pada Jumat, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun melonjak menjadi 4,887 persen, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 4,434 persen.
 
Investor kini memperkirakan peluang sebesar 49 persen The Fed akan memangkas suku bunga pada September, turun dari peluang sekitar 68,7 persen yang terlihat sehari sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool.
 
Nvidia melakukan pemecahan saham 10 banding 1, dan para pemegang saham ini akan menerima sembilan saham tambahan untuk setiap saham yang mereka miliki setelah pasar tutup pada Jumat.
 
Perdagangan dengan basis penyesuaian terpisah akan dimulai pada Senin. Harga saham Nvidia saat ini berada di angka USD1.208,88.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan