Nike. Foto; Unsplash.
Nike. Foto; Unsplash.

Nike Terdampak Lambatnya Pemulihan Ekonomi Tiongkok

Arif Wicaksono • 23 Agustus 2023 17:56
London: Nike, perusahaan apparel, membukukan rekor kerugian beruntun karena lambatnya pemulihan konsumen di Tiongkok. Selain itu, meningkatnya stok barang dagangan terus membebani profitabilitas di industri pakaian olahraga.
 
baca juga: Nike Cetak Pendapatan Capai USD12,8 Miliar

Sahamnya turun 1,4 persen menjadi USD101,46 pada Selasa, 22 Agustus 2023. Saham Nike jatuh untuk sesi kesembilan berturut-turut dan menjadi penurunan terpanjang sejak penawaran umum perdana perusahaan pada Desember 1980.
 
Penurunan terakhir terjadi setelah pengecer dan pelanggan Nike Dick's Sporting Goods melaporkan hasil fiskal kuartal kedua yang mengecewakan dan memangkas perkiraan laba tahun ini.

Kelemahan Nike

Kelemahan Nike bertepatan dengan meningkatnya tanda-tanda pemulihan konsumen yang lemah di Tiongkok, yang merupakan pusat pertumbuhan utama bagi raksasa perlengkapan olahraga tersebut. Pertumbuhan penjualan ritel Tiongkok melambat menjadi 2,5 persen pada Juli, lebih buruk dari perkiraan median sebesar empat persen.
 
"Investor menyadari fakta pertumbuhan Tiongkok akan melambat. Mereka juga menyadari Tiongkok tidak akan berbuat sebanyak yang mereka lakukan di masa lalu. Lalu untuk mendongkrak pertumbuhan," ujar Kepala Strategi Pasar di Miller Tabak + Co Matt Maley, dilansir Business Times, Rabu, 23 Agustus 2023.

Wilayah Tiongkok telah menghapus hampir USD13 miliar nilai pasar Nike, yang saat ini mencapai USD155 miliar. Bahkan sebelum kemerosotan yang terjadi baru-baru ini, Nike telah gagal mengimbangi kemajuan di pasar yang lebih luas. Saham Nike kini turun 13 persen pada tahun ini, sementara Indeks S&P 500 telah melonjak 29 persen.
 
Dalam hasil kuartalan terbarunya pada akhir Juni, Nike melaporkan laba per saham yang sedikit di bawah ekspektasi analis, menandakan bahwa perusahaan masih berupaya menjual kelebihan persediaan dengan diskon. Prospeknya untuk tahun ini juga gagal memenangkan hati Wall Street.

Persediaan tinggi

Analis Wedbush Tom Nikic mengatakan laporan pendapatan baru-baru ini dari pemilik Under Armour dan Champion, Hanesbrands, kemungkinan telah memicu kekhawatiran investor atas tingginya tingkat persediaan di perusahaan pakaian atletik, dan dampak negatif promosi terhadap margin penjualan.
 
Dia mengatakan laporan pendapatan Foot Locker pada Rabu akan menjadi sinyal penting bagi Nike, yang akan melaporkan hasil berikutnya pada akhir September. Foot Locker sering memberikan detail seputar kinerja mereknya. Pada tahun 2022, Foot Locker membeli 65 persen barang dagangan atletiknya dari Nike.
 
Nikic memiliki peringkat yang lebih baik pada saham Nike, begitu pula mayoritas analis yang dilacak oleh Bloomberg. Nike memiliki 25 peringkat beli, 11 tahan dan lima jual, serta target harga rata-rata analis sebesar USD127, yang menyiratkan potensi pengembalian sekitar 26 persen pada tahun depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan