Melansir Investing.com, Selasa, 22 Agustus 2023, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir 34 sen atau 0,4 persen menjadi USD84,46 per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot 53 sen atau 0,65 persen menjadi USD80,72 per barel di New York Mercantile Exchange. Di awal sesi, kedua harga acuan minyak tersebut telah naik sebanyak USD1.
Kenaikan harga minyak mentah selama musim panas didorong oleh keseimbangan yang ketat antara pasokan minyak mentah dan permintaan yang tinggi, terutama di musim mengemudi musim panas AS, yang berakhir pada awal September, dan dari Amerika Latin.
Pada saat yang sama, OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi, ditambah Rusia telah memangkas produksi agar lebih sesuai dengan permintaan, terutama dari Tiongkok, yang belum memenuhi ekspektasi untuk pemulihan pascapandemi.
Arab Saudi mengatakan bulan ini produksinya akan tetap sekitar sembilan juta barel per hari, berkurang sekitar satu juta barel hingga September.
Pekan lalu, kedua harga acuan bulan depan turun 2,0 persen, menghentikan kenaikan tujuh minggu berturut-turut di tengah kekhawatiran lesunya pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan membatasi permintaan minyak, sementara kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut juga membayangi prospek permintaan.
| Baca juga: Gegara Ini Tiongkok Pangkas Suku Bunga Acuan |
Bank sentral Tiongkok pangkas suku bunga
Adapun bank sentral Tiongkok memangkas suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin dan membiarkan suku bunga lima tahun tidak berubah.
Itu adalah kejutan bagi analis yang memperkirakan pemotongan 15 basis poin untuk kedua kalinya karena pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah diperlambat oleh kemerosotan properti yang memburuk, pengeluaran yang lemah, dan pertumbuhan kredit jatuh.
Di sisi lain, pengiriman minyak mentah untuk periode Juli dari pengekspor utama Arab Saudi ke Tiongkok turun 31 persen dari Juni. Sementara Rusia, dengan minyak mentah diskonnya, tetap menjadi pemasok terbesar raksasa Asia itu, data bea cukai Tiongkok menunjukkan.
Analis memperkirakan impor minyak mentah Tiongkok dari Arab Saudi diperkirakan akan tetap tertekan hingga kuartal ketiga.
Tiongkok juga menarik rekor persediaan yang terkumpul awal tahun ini ketika penyulingan mengurangi pembelian setelah harga didorong di atas USD80 per barel oleh pemotongan pasokan yang diterapkan oleh kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia.
Di sisi lain, dolar yang lebih lemah membuat pembelian minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, berpotensi meningkatkan permintaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News