Mengutip Yahoo Finance, Rabu, 29 Mei 2024, indeks dolar terakhir naik 0,03 persen di 104,59 yang sebelumnya sempat turun ke 104,33. Sementara itu Euro menguat 0,01 persen menjadi USD1,0859, sedangkan Sterling melemah 0,05 persen menjadi USD1,276.
Departemen Keuangan melihat lemahnya permintaan untuk penjualan surat utang bertenor dua tahun dan lima tahun. Hal ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada bulan Mei setelah memburuk selama tiga bulan berturut-turut.
"Pasar obligasi telah berbalik hari ini dan dolar pun ikut berbalik akibat lemahnya lelang dan mencatat laporan kepercayaan konsumen yang membaik mencerminkan pertumbuhan yang lebih kuat," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.
Data ekonomi AS pada kuartal pertama lebih baik dari perkiraan dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda penurunan besar di berbagai bidang seperti pasar tenaga kerja, yang ditunggu oleh beberapa pedagang sebelum mengambil pandangan yang lebih bearish terhadap greenback.
| Baca juga: Rupiah Kembali Tertekan ke Level Rp16.090/USD |
Fed khawatir lonjakan inflasi
Kekhawatiran inflasi akan tetap berada di atas target The Fed untuk jangka waktu yang lebih lama juga memberikan beberapa dukungan untuk mata uang AS. Data pada Selasa menunjukkan kekhawatiran terhadap inflasi masih ada dan banyak rumah tangga memperkirakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada tahun depan.
Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bank sentral AS harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga dan menambahkan bank sentral bahkan berpotensi menaikkan suku bunga jika inflasi gagal menurunkan lebih lanjut.
Inflasi harga konsumen yang menunjukkan kenaikan harga kurang dari perkiraan pada April sempat meningkatkan harapan The Fed semakin dekat dengan penurunan suku bunga, namun para pejabat The Fed telah menekankan mereka ingin melihat kemajuan beberapa bulan lagi sebelum melakukan pelonggaran kebijakan.
"The Fed tidak terburu-buru menurunkan suku bunga. Perekonomian Amerika sangat kuat. Sulit untuk bertaruh terhadap dolar AS sampai pelemahannya terkonfirmasi," kata Button menambahkan.
Fokus utama perekonomian AS minggu ini adalah pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id