Wina: Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak tahun ini, menyusul revisi penurunan sebelumnya pada Mei.
Aliansi produsen minyak itu mengatakan dalam laporan bulanan, ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada 2022. Angka itu turun dibandingkan dengan perkiraan sebesar 3,5 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
"Ini disebabkan pertumbuhan kuartal kedua yang lebih lemah di ekonomi-ekonomi utama dan tren lemah yang diamati di beberapa ekonomi penting," ungkap rilis OPEC, Jumat, 12 Agustus 2022.
Dalam laporan bulanannya untuk Mei, OPEC telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3,9 persen menjadi 3,5 persen. Proyeksi ini dipertahankan hingga Juli.
Risiko yang dihadapi ekonomi dunia termasuk ketegangan geopolitik dan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung, pandemi covid-19 yang berkelanjutan, kenaikan inflasi, tingkat utang yang tinggi, dan perkiraan pengetatan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan zona euro.
Kelompok produsen minyak itu juga memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai rata-rata sekitar 100 juta barel per hari (bph), turun dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 100,3 juta barel per hari.
"Perkiraan permintaan minyak yang direvisi disebabkan oleh perkiraan kebangkitan pembatasan covid-19 dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung pada paruh kedua tahun ini," terang OPEC.
Menurut laporan OPEC pada Agustus, beberapa anggotanya terus berjuang untuk memenuhi kuota produksi bulanan mereka. Nigeria dan Angola turun secara signifikan di belakang target produksi mereka pada Juli.
Aliansi produsen minyak itu mengatakan dalam laporan bulanan, ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada 2022. Angka itu turun dibandingkan dengan perkiraan sebesar 3,5 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
"Ini disebabkan pertumbuhan kuartal kedua yang lebih lemah di ekonomi-ekonomi utama dan tren lemah yang diamati di beberapa ekonomi penting," ungkap rilis OPEC, Jumat, 12 Agustus 2022.
Dalam laporan bulanannya untuk Mei, OPEC telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3,9 persen menjadi 3,5 persen. Proyeksi ini dipertahankan hingga Juli.
Baca juga: Keanggotaan Rusia di OPEC+ Sangat Penting untuk Keberhasilan Kesepakatan Minyak |
Risiko yang dihadapi ekonomi dunia termasuk ketegangan geopolitik dan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung, pandemi covid-19 yang berkelanjutan, kenaikan inflasi, tingkat utang yang tinggi, dan perkiraan pengetatan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan zona euro.
Kelompok produsen minyak itu juga memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai rata-rata sekitar 100 juta barel per hari (bph), turun dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 100,3 juta barel per hari.
"Perkiraan permintaan minyak yang direvisi disebabkan oleh perkiraan kebangkitan pembatasan covid-19 dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung pada paruh kedua tahun ini," terang OPEC.
Menurut laporan OPEC pada Agustus, beberapa anggotanya terus berjuang untuk memenuhi kuota produksi bulanan mereka. Nigeria dan Angola turun secara signifikan di belakang target produksi mereka pada Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News