Mengutip Antara, Selasa, 10 Januari 2023, lebih dari 3.000 karyawan akan diberhentikan, kata salah satu sumber, tetapi jumlah akhirnya belum ditentukan. Skala PHK itu akan menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan 2008, kata salah satu sumber.
Sumber tidak dapat disebutkan karena informasinya belum diungkapkan kepada publik. Goldman Sachs menolak berkomentar. Bloomberg News melaporkan bahwa Goldman akan menghilangkan sekitar 3.200 posisi. Goldman memiliki 49.100 karyawan pada akhir kuartal ketiga, setelah menambah jumlah staf yang signifikan selama pandemi virus korona.
PHK kemungkinan memengaruhi sebagian besar divisi utama bank, tetapi akan berpusat pada cabang perbankan investasi Goldman Sachs, kata salah satu sumber. Bank-bank Wall Street telah mengalami penurunan besar dalam aktivitas pembuatan kesepakatan perusahaan sebagai akibat dari pasar keuangan global yang bergejolak.
Baca: Indonesia Dinilai Siap Jadi Penopang Kendaraan Listrik Dunia |
Ratusan pekerjaan juga kemungkinan dikurangi dari bisnis konsumen Goldman Sachs, Marcus, setelah mengurangi rencana untuk unit yang merugi, kata sumber tersebut.
Kepala Eksekutif Goldman Sachs David Solomon mengirim memo suara akhir tahun kepada staf yang memperingatkan pengurangan jumlah karyawan pada paruh pertama Januari, kata dua sumber terpisah. Goldman Sachs menolak mengomentari memo itu.
Pemutusan hubungan kerja terjadi menjelang pembayaran bonus tahunan bank yang biasanya dikirimkan akhir Januari dan diperkirakan turun sekitar 40 persen. Bank memulai kembali proses peninjauan kinerja tahunan dan pengurangan staf pada September setelah berhenti selama dua tahun selama pandemi.
Raksasa Wall Street biasanya memangkas sekitar 1,0 persen hingga 5,0 persen karyawan setiap tahun. Pemotongan baru ini akan datang di atas PHK sebelumnya.
Bank global, termasuk Morgan Stanley dan Citigroup Inc telah mengurangi tenaga kerja mereka dalam beberapa bulan terakhir karena ledakan kesepakatan di Wall Street gagal karena suku bunga yang tinggi, ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, perang antara Rusia dan Ukraina, dan melonjaknya inflasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News