Ilustrasi Kendaraan Listrik. Foto: Dokumen PLN
Ilustrasi Kendaraan Listrik. Foto: Dokumen PLN

Indonesia Dinilai Siap Jadi Penopang Kendaraan Listrik Dunia

Annisa ayu artanti • 09 Januari 2023 19:16
Jakarta: Sebagai produsen bijih nikel, Indonesia dinilai siap menjadi penopang kendaraan listrik dunia. Terlebih, Indonesia telah fokus pada peralihan produk ekspor yaitu produk ekspor olahan seperti baterai litium.
 
"Langkah ini telah memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar kendaraan listrik di tingkat global yang mengandalkan baterai lithium-ion sebagai sumber tenaga," kata Wholesale Banking Director UOB Indonesia, Harapman Kasan dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Januari 2023.
 
Harapman menjelaskan, pada 2013, ekspor bijih nikel Indonesia mencapai 64 juta ton, atau 35 persen dari ekspor global. Namun, pada tahun berikutnya, Indonesia memberlakukan larangan ekspor mineral (termasuk nikel). Kebijakan ini merupakan sebuah langkah yang dirancang untuk mendorong pengembangan fasilitas pemrosesan di dalam negeri dan mengurangi laju penipisan cadangan nikel.

Larangan ekspor kemudian dilonggarkan pada awal 2017. Pada saat itu, bijih nikel dengan kadar tertentu (di bawah 1,7 persen) diperbolehkan. Namun, pemerintah menghentikannya pada Januari 2020 dan kembali mengumumkan larangan penuh ekspor bijih nikel menyusul meningkatnya jumlah pabrik peleburan nikel dan berfokus pada pengembangan rantai pasokan kendaraan listrik yang terintegrasi yang terdiri dari seperti penambangan, pemrosesan, dan produksi baterai.
 
Baca juga: Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Percepat Pembentukan Ekosistem EV 

Menyusul pelarangan tersebut, Indonesia telah mencatatkan hasil positif berupa peningkatan investasi dalam pembangunan smelter serta kegiatan pengolahan hilir lainnya. Dalam pengolahan ini, nikel mentah diolah menjadi produk akhir yang lebih bernilai tinggi seperti baterai litium dan paket baterai yang dibutuhkan untuk mobil listrik.
 
Hingga Agustus 2021, ada 13 smelter nikel yang beroperasi. Pemerintah memproyeksikan total 30 smelter nikel yang beroperasi pada tahun 2024.
 
Di samping itu, Indonesia juga telah mengeluarkan Omnibus Law yang menyederhanakan peraturan dari 79 undang-undang menjadi satu undang-undang. Menurut Omnibus Law yang mulai berlaku pada Februari 2021, pengolahan nikel kini menjadi bagian dari ‘sektor prioritas’ untuk investasi asing.
 
Akan tetapi, perusahaan tambang asing diwajibkan untuk mendivestasikan saham yang dimiliki pemegang saham asing setelah 10 atau 15 tahun berproduksi sehingga pada tahun ke-15 berproduksi, 51 persen saham akan dipegang pemegang saham dalam negeri.
 
Sinyalemen kuat pemerintah telah membantu menarik produsen baterai kendaraan listrik dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan untuk membangun basis produksi di Tanah Air.
 
"Dengan jaringan yang kuat di seluruh kawasan ASEAN dan akses ke wawasan pasar, kami berkomitmen menghadirkan solusi perbankan yang holistik bagi para pemain di industri kendaraan listrik yang ingin berbisnis di Asia Tenggara," katanya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan