"Inflasi konsumen terus bertahan di level enam persen pada Juli, yang sejalan dengan proyeksi pertemuan kebijakan moneter terakhir pada 13 Juli 2022," kata Deputi Gubernur Bank of Korea (BOK) Lee Hwan-seok selama pertemuan dengan pejabat bank sentral, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 2 Agustus 2022.
baca juga: Perlambatan Ekonomi Tiongkok Hantam Jerman dan Korea Selatan |
BOK dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan untuk membahas tren inflasi, di sisi permintaan, tekanan harga diperkirakan akan berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama untuk sektor makan, perjalanan, dan perhotelan.
Data resmi menunjukkan Indeks Harga Konsumen Korea Selatan naik 6,3 persen dari tahun sebelumnya di Juli dan mencapai laju tercepat dalam hampir 24 tahun. Dari awal tahun, inflasi Korsel sudah naik dari level 3,6 persen di Januari 2022 dan terus menanjak hingga saat ini.
BOK sudah melakukan kenaikan suku bunga setengah poin untuk merebut kendali inflasi yang berjalan pada laju tercepat dalam 24 tahun. BOK menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 2,25 persen.
BOK berada di garis depan pengetatan moneter global karena inflasi mengancam akan mengakar bagi negara miskin sumber daya itu yang bergulat dengan lonjakan harga energi, diperparah oleh perang di Ukraina.
Kenaikan yang lebih besar dari biasanya terjadi karena bank sentral utama lainnya termasuk bank sentral Kanada dan bank sentral Selandia Baru memberikan kenaikan suku bunga yang besar dalam beberapa pekan terakhir.
Federal Reserve AS bulan lalu menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin dan diperkirakan akan melakukan langkah serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News