Mengutip Xinhua, Jumat, 16 September 2022, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun USD3,38 atau 3,8 persen menjadi USD85,1 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman November kehilangan USD3,26 atau 3,5 persen menjadi USD90,84 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kemunduran terjadi karena laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan yang dirilis awal pekan ini menakuti investor, Federal Reserve kemungkinan memperketat kebijakan lebih agresif. Hal itu dinilai akan merusak ekonomi dan membahayakan permintaan energi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dolar AS bertahan di dekat puncak baru-baru ini, didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga Fed, juga membebani harga minyak. Dalam laporan bulanannya yang diterbitkan, Badan Energi Internasional mengatakan, pertumbuhan permintaan minyak global terus melambat, di tengah lingkungan ekonomi yang memburuk.
Baca: Bakal Diganti Pembangkit EBT, Bye-bye PLTU! |
Di sisi lain, bursa saham AS berakhir dengan melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu karena terpukul lagi oleh data ekonomi yang mengkhawatirkan dan kekhawatiran tentang dampak tindakan agresif Federal Reserve lebih lanjut di minggu depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,6 persen menjadi 30.961,88. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 1,1 persen menjadi 3.901,35. Kemudian Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi merosot 1,4 persen menjadi 11.552,36.