Mengutip The Business Times, Minggu, 9 Oktober 2022, pernyataan Li, yang dikutip media pemerintah, datang ketika pembuat kebijakan bersiap untuk meningkatkan ekonomi yang tertatih-tatih oleh pembatasan covid yang ketat dan krisis properti.
"Menanggapi kontradiksi yang menonjol dari lemahnya permintaan, kita harus mencoba memperluas investasi untuk mendorong konsumsi, memobilisasi antusiasme pelaku pasar dan modal sosial, terus menerapkan paket kebijakan, dan menindaklanjuti kebijakan untuk menstabilkan ekonomi," kata Li.
Pemerintah telah meluncurkan lebih dari 50 langkah kebijakan sejak akhir Mei untuk mendukung ekonomi, yang lolos dari kontraksi pada kuartal Juni. Akan tetapi pemulihannya tetap dangkal karena pembatasan covid yang ketat dan kemerosotan properti.
Baca: Miris! Ada 700 Juta Orang di Dunia Cuma Pegang Duit Rp32 Ribu Sehari |
Ekonomi Tiongkok menunjukkan ketahanan yang mengejutkan pada Agustus, dengan pertumbuhan produksi pabrik dan penjualan ritel yang lebih cepat dari perkiraan menopang pemulihan yang rapuh. Tetapi penurunan properti yang semakin dalam membebani prospek.
Dengan sedikit tanda-tanda Tiongkok akan secara signifikan melonggarkan kebijakan nol-covid segera, banyak analis memperkirakan ekonomi hanya tumbuh tiga persen tahun ini. Pencapaian itu akan menjadi yang paling lambat sejak 1976, tidak termasuk ekspansi 2,2 persen selama wabah awal covid pada 2020.
Sedangkan Bank Dunia atau World Bank telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2022 menjadi hanya 2,8 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News