Melansir Yahoo Finance, Jumat, 2 Agustus 2024, indeks dolar pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat mengalami kenaikan 0,35 persen pada 104,41.
Adapun kekhawatiran mengenai meluasnya konflik di Timur Tengah meningkat setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu pagi, yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel.
Dolar juga menguat karena aksi jual pada Rabu menyusul komentar dovish oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada akhir pertemuan dua hari bank sentral AS yang kemungkinan dianggap berlebihan.
Powell mengatakan suku bunga dapat dipotong secepatnya pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan. Pernyataan kebijakan Fed tersebut dianggap sebagai kemajuan lebih lanjut menuju sasaran dua persen Komite (Pasar Terbuka Federal), sambil memelototi tingkat pengangguran pada 4,1 persen, meski rendah.
Para pedagang kini sepenuhnya memperkirakan tiga kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, yang mengindikasikan satu pemotongan pada masing-masing pertemuan Fed di September, November, dan Desember.
Baca juga: Ismail Haniyeh Tewas Karena Bom yang Ditanam Beberapa Bulan Sebelumnya |
Menanti laporan pekerjaan AS
Rilis ekonomi utama AS berikutnya yang kemungkinan akan mendorong kebijakan Fed adalah laporan pekerjaan pada Jumat ini untuk periode Juli.
Laporan tersebut diharapkan menunjukkan pengusaha menambah 175 ribu pekerjaan selama bulan tersebut, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap stabil di angka 4,1 persen.
Data pada Kamis menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke angka tertinggi dalam 11 bulan minggu lalu.
Di sisi lain, anjloknya saham juga kemungkinan meningkatkan daya tarik mata uang AS sebagai tempat berlindung yang aman.
Sementara di sisi lain, pound Inggris melemah setelah Bank of England memangkas suku bunga dari level tertinggi dalam 16 tahun.
Nilai tukar poundsterling merosot 0,96 persen ke USD1,2733, level terendah sejak 3 Juli, setelah Bank of England memangkas suku bunga menyusul pemungutan suara ketat oleh para pembuat kebijakan, yang berbeda pendapat mengenai apakah tekanan inflasi telah cukup mereda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News