Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Konflik Geopolitik Masih Jadi Isu Hangat, Harga Minyak Dunia Terkerek Naik

Husen Miftahudin • 25 Juni 2024 10:01
New York: Harga minyak dunia naik sekitar satu persen pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), didorong oleh prospek kuatnya musim panas yang mendorong permintaan imbas ketegangan di Timur Tengah dan serangan drone terhadap kilang Rusia menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan. Pelonggaran dolar Amerika Serikat (AS) juga menambah kekuatan harga minyak mentah dunia tersebut.
 
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 25 Juni 2024, Brent berjangka untuk pengiriman Agustus 2024 ditutup pada USD86,01 per barel, naik 77 sen atau 0,9 persen. Sementara minyak mentah AS menetap di USD81,63 per barel, naik 90 sen atau 1,1 persen. Kedua benchmark tersebut menguat sekitar tiga persen minggu lalu untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
 
"Alasan utama yang mendasari penguatan harga adalah meningkatnya keyakinan persediaan minyak global pasti akan anjlok selama musim panas di belahan bumi utara," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM, mengacu pada permintaan musiman terhadap produk minyak.
 
Setelah penurunan besar dalam persediaan minyak mentah dan bensin AS pada minggu lalu, para pedagang sedang menunggu untuk melihat apakah laporan yang dirilis pada Rabu akan memberikan bukti lebih lanjut tentang permintaan bensin yang kuat dan berkelanjutan, kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho dalam New York.
 
"Hal ini harus dipertahankan agar narasi positif ini dapat terus berlanjut di pasar," kata Yawger, seraya menambahkan pasar kendaraan listrik yang berkembang mengikis pangsa pasar transportasi berbahan bakar bensin.
 
Reli yang didorong oleh bahan bakar bisa berkurang dalam beberapa minggu mendatang karena inflasi menggerogoti belanja perjalanan musim panas, kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
 
"Kami masih memperkirakan penurunan permintaan yang signifikan bulan depan terutama dengan kenaikan harga ritel baru-baru ini yang semakin membatasi rencana liburan," kata Ritterbusch.
 
Baca juga: Kelamaan Menguat, Dolar AS Akhirnya Terpeleset
 

Risiko geopolitik masih tegang

 
Risiko geopolitik di Timur Tengah dan peningkatan serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga mendukung harga minyak.
 
Negara-negara UE pada Senin menyetujui paket sanksi baru terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina, termasuk larangan memuat ulang gas alam cair (LNG) Rusia di UE untuk pengiriman lebih lanjut ke negara-negara ketiga.
 
Pelonggaran mata uang AS membuat komoditas dalam mata uang dolar seperti minyak lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
 
Dolar AS melemah dari level tertingginya dalam delapan minggu terakhir karena para pedagang kembali waspada untuk melakukan intervensi guna mendukung yen setelah mata uang Jepang menari di level 160 per dolar.
 
Indeks dolar, yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama, telah naik pada Jumat dan sedikit naik pada Senin setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS berada pada level tertinggi dalam 26 bulan pada Juni.
 
Di Ekuador, perusahaan minyak negara Petroecuador telah menyatakan force majeure pada pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor setelah penutupan jaringan pipa dan sumur minyak karena hujan lebat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan