Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Juni, Inflasi Jepang Masih di Atas Target BoJ untuk 3 Bulan Berturut-Turut

Angga Bratadharma • 27 Juli 2022 12:02
Tokyo: Inflasi konsumen inti Jepang tetap di atas target dua persen bank sentral untuk bulan ketiga berturut-turut di Juni. Hal itu terjadi karena ekonomi menghadapi tekanan dari harga bahan mentah global yang tinggi yang telah mendorong biaya impor di negara itu.
 
Kenaikan harga konsumen menantang pandangan Bank of Japan (BoJ) jika kenaikan harga baru-baru ini di ekonomi terbesar ketiga di dunia akan tetap bersifat sementara, bahkan ketika rumah tangga khawatir tentang biaya hidup yang lebih tinggi.
 
Indeks harga konsumen inti (CPI) nasional, yang tidak termasuk biaya makanan segar yang bergejolak tetapi termasuk biaya energi, naik 2,2 persen pada Juni dari tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan. Data, yang sesuai dengan perkiraan pasar median, mengartikan inflasi tetap di atas target dua persen BoJ untuk bulan ketiga berturut-turut.

Ini mengikuti kenaikan 2,1 persen pada Mei dan April. Anggaran rumah tangga, terutama di kalangan berpenghasilan rendah, menghadapi tekanan dari harga pangan yang lebih tinggi yang kemungkinan mendinginkan selera belanja usai pandemi.
Baca: Konsultasi Publik Dorong APBN Lebih Kredibel dan Transparan

"Rebound akan cukup lambat. Momentumnya seharusnya kuat jika tidak ada yang terjadi, tetapi dampak kenaikan harga dan gelombang ketujuh covid-19 sangat menekannya," kata Kepala Ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 27 Juli 2022.
 
CPI inti, yang menghapus biaya makanan dan bahan bakar yang mudah menguap, naik 1,0 persen pada Juni dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan paling tajam sejak Februari 2016. Naiknya harga bahan bakar dan makanan itu sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pelemahan tajam yen yang membengkakkan biaya impor.
 
"Kondisi itu diperkirakan menjaga inflasi konsumen inti Jepang tetap di atas target BoJ untuk sebagian besar tahun ini," pungkas para analis.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan