Mengutip The Business Times, Selasa, 10 Januari 2023, Departemen Perdagangan AS mencatat defisit perdagangan turun 21,0 persen menjadi USD61,5 miliar, level terendah sejak September 2020. Persentase penurunan kesenjangan perdagangan tersebut merupakan yang terbesar sejak Februari 2009.
Impor anjlok 6,4 persen menjadi USD313,4 miliar, dengan barang turun 7,5 persen menjadi USD254,9 miliar. Impor barang konsumsi merupakan yang terendah sejak Desember 2020. Federal Reserve tahun lalu menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 425 basis poin dari mendekati nol menjadi kisaran 4,25-4,50 persen, tertinggi sejak akhir 2007.
Bulan lalu, The Fed memproyeksikan setidaknya kenaikan tambahan 75 basis poin dalam biaya pinjaman pada akhir 2023. Tingkat yang lebih tinggi telah mendorong dolar AS, yang naik 5,4 persen terhadap mata uang mitra dagang utama Amerika Serikat di tahun lalu.
Baca: Berapa Saham yang Dilepas Bank Sumut ke Publik? |
Kekuatan dolar AS membuat barang-barang manufaktur AS kurang kompetitif di pasar global. Pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral global juga menggerus permintaan. Ekspor turun 2,0 persen menjadi USD251,9 miliar, dengan pengiriman barang turun 3,0 persen menjadi USD170,8 miliar.
Namun ekspor kendaraan, suku cadang, dan mesin otomotif merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2019. Defisit perdagangan yang lebih kecil menyumbang 2,86 poin persentase ke laju pertumbuhan tahunan ekonomi sebesar 3,2 persen pada kuartal ketiga. Perkiraan pertumbuhan untuk kuartal keempat setinggi 3,9 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News