Aksi korporasi ini dilaksanakan sebagai bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat permodalan dan pengembangan bisnis dalam rangka mendukung perekonomian nasional, khususnya di Sumatra Utara. Dalam IPO ini, Bank Sumut menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT UOB Kay Hian Sekuritas, dan PT Aldiracita Sekuritas sebagai joint lead underwriters.
Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari IPO Sekitar 80 persen untuk modal kerja perseroan guna mendukung ekspansi bisnis termasuk kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Bank Sumut dijadwalkan pada 5-18 Januari 2023. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan bisa diperoleh pada 30 Januari 2023. Setelah pernyataan efektif terbit, saham diharapkan bisa tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2023.
"Ini merupakan komitmen dari Bank Sumut untuk terus mendukung pertumbuhan perekonomian nasional agar membaik dan pulih lebih cepat dari dampak pandemi. Kami akan membiayai sektor-sektor yang bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi sehingga bisa mengakselerasi perekonomian nasional, khususnya wilayah Sumatra Utara," kata Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Januari 2023.
Data per 31 Desember 2022 (sebelum diaudit), kredit produktif Bank Sumut sebesar Rp12,2 triliun atau sebesar 43,9 persen dari total kredit/pembiayaan, atau meningkat sebesar Rp2,3 triliun sebesar 23,5 persen dari tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp9,9 triliun atau sebesar 39,31 persen total kredit/pembiayaan.
Baca juga: Bank Sumut Siap Kebut Ekspansi Kredit hingga Layanan Digital |
Komitmen ke UMKM
Tak hanya kepada pelaku usaha skala besar, Bank Sumut juga turut mendukung pelaku UMKM bisa kembali bangkit melalui pemberian fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Jenis kredit ini sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil dan mikro agar tetap mampu bertahan menghadapi dampak pandemi dan mengembangkan usahanya," sebutnya.
Per 31 Des 2022, outstanding penyaluran KUR Bank Sumut mencapai Rp1,9 triliun (sebelum diaudit) atau naik 41,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp1,3 triliun. Komposisi pinjaman KUR terdiri dari Rp1,18 triliun digunakan untuk modal kerja, dan selebihnya sebesar Rp750 miliar untuk kegiatan investasi.
Dari sisi nasabah penerima, fasilitas tersebut telah disalurkan kepada 38.393 nasabah KUR atau naik sekitar 37,3 persen secara tahunan (yoy).
"Ke depan, kami akan fokus untuk tetap memberikan fasilitas KUR dalam rangka untuk memberdayakan UMKM. Sebagaimana diketahui, pelaku usaha tersebut selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional," pungkas Hadi.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*