Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat akan memimpin sidang G20 Development Ministerial Meeting. Foto: Medcom.id
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat akan memimpin sidang G20 Development Ministerial Meeting. Foto: Medcom.id

G20 Development Ministerial Meeting

Baru 58 dari 194 Negara Anggota WHO Capai Cakupan Vaksinasi Covid secara Global

Ade Hapsari Lestarini • 08 September 2022 14:34
Belitung: Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan dunia sedang menghadapi salah satu periode yang paling sulit. Pandemi covid-19 belum usai, terutama bagi negara-negara berkembang.
 
"Saat ini, upaya pemulihan ekonomi global masih tidak merata, dan dihadapkan dengan berbagai ketidakpastian," ujar Suharso, saat upacara pembukaan G20 Development Ministerial Meeting, di Sheraton Belitung, Kamis, 8 September 2022.
 
Suharso mengatakan, saat ini dunia menghadapi ketidaksetaraan akses vaksin covid-19. Adapun hingga Juni 2022, baru 58 dari 194 Negara Anggota dari World Health Organization (WHO) yang telah mencapai target cakupan vaksinasi global, yaitu 70 persen.

"Sementara itu, kita juga dihadapkan oleh berbagai macam konflik dan isu geopolitik di berbagai belahan dunia yang juga menghambat pemulihan ekonomi global," ujarnya.
 
Baca juga: Menteri PPN: Ekonomi Biru Paradigma Baru Perekonomian

Selain itu, International Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan terdapat peningkatan inflasi pada 2022 sebesar hampir enam persen di negara ekonomi maju. Hal ini merupakan yang tertinggi dalam empat dekade terakhir.
 
Sedangkan di negara berkembang, tingkat inflasi mencapai sekitar sembilan persen atau yang tertinggi sejak periode the Great Recession. Hal-hal tersebut memiliki dampak pada progres pembangunan di negara berkembang. Misalnya, meroketnya harga pangan dan energi.
 
"Tingginya inflasi juga akan mempersulit kita untuk menyalurkan lebih banyak investasi demi pencapaian SDGs," jelasnya.
 
Di sisi lain, Suharso menuturkan agenda G20 Development Ministerial Meeting yang digelar di Belitung memiliki makna tersendiri. Yakni diharapkan bisa mendukung upaya transformasi pulau ini untuk mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.
 
"Kebersamaan kita di Belitung ini sangat berarti bagi kami, selain juga merayakan cagar budaya dan alam yang ada. Pulau Belitung dapat menjadi contoh konkrit upaya kita untuk bertransformasi secara bertahap, dengan melakukan diversifikasi ekonomi, meninggalkan cara business-as-usual dan mengadopsi ekonomi berkelanjutan untuk melindungi bumi kita," paparnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan